Mengapa Harga Emas Tetap Bertahan Pasca Bretton Woods
Dalam praktek gadai di Indonesia, emas merupakan asset
yang paling banyak diterima sebagai barang jaminan. Pegadaian sebagai market leader dalam bisnis gadai ini
menyalurkan uang pinjaman sebesar sekitar 38 triliun pada tahun 2017 dengan
barang jaminan (underlying) berbentuk
emas sebesar 98%.
Pengakuan terhadap nilai emas ini sudah bersifat
universal. Meskipun presiden Amerika Serikat Richard Nixon pada tahun 1971 melepaskan
diri dari sistem stándar emas yang telah dianut sejak perjanjian bretton Woods di tahun 1946, tidak serta
merta menyebabkan emas kehilangan nilainya.
Ekonom terkenal John
Maynard Keynes pada tahun 1924 pernah menyatakan standar emas sebagai barbarous relic, maknanya
adalah bahwa menggunakan emas sebagai standar alat tukar sudah kuno atau merupakan
bagian dari masa lalu.
Apakah akibat keputusan pemerintah AS ini emas mengalami
kehilangan nilai ? pada kenyataannya setelah
kebijakan AS di tahun 1971 tersebut, harga emas terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 1971 harga emas adalah sebesar US$ 40.6 per troy ounce dan pada awal tahun 2018, sudah berkisar pada angka US$
1,300 per troy ounce, Berarti mengalami
peningkatan sebesar 32 kali lipat.
Alasan mengapa kebijakan pemerintah AS melepas stándar emas
tidak terlalu berpengaruh terhadap harga emas adalah sbb. :
A.
Emas bernilai tinggi, hal ini antara lain karena hal hal sbb.
:
1)
Jumlah emas
terbatas (scarcity) sehingga
tidak dapat diproduksi secara besar-besaran.
2)
Barang yang
tahan lama, disimpan dalam jangka wartu ratusan tahun pun emas
tidak akan rusak karena sifat kimianya yang anti korosif.
3) Homogen dan
dapat dipecah nilainya (Homogeneous and
divisible), bisa dibuat dalam berbagai satuan nilai yang nilainya sama
satu dengan lainnya.
4)
Diterima
secara luas sebagai alat tukar. Ben Bernanke pada bulan Juli 2011, saat menjabat
sebagai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) menyatakan bahwa emas bukanlah uang, namun kenyataannya
masyarakat menerima emas sebagai alat tukar, dan hal ini berarti emas berfungsi
sebagai uang.
5)
Investasi
Tradisional. Bagi hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai
suku bangsa dan sejak beberapa generasi,
berinvestasi dalam bentuk emas sudah sangat dikenal, menyimpan emas untuk bekal
sekolah anak kelak, emas sebagai simbol status kekayaan dan kekuasaan sudah
menjadi bagian dari tradisi di masyarakat Indonesia. Demikian juga secara
sejarah kita ketahui bahwa emas menjadi investasi berharga pada berbagai suku
bangsa di Dunia.
6) Bank
Sentral disetiap negara dipastikan memiliki emas sebagai
cadangan devisanya, kepemilikan emas ini akan menentukan kekuatan moneter dari
negara tersebut, sebagaimana negara negara dengan kekuatan ekonomi besar seperti
Amerika Serikat dan Tiongkok.
B. Emas Sangat Likuid
1)
Menjual emas sangat mudah, karena tersedia pembelinya
dengan mudah dan cepat. Pembelinya bisa toko emas, perorangan maupun jasa
gadai.
2) Ekonom terkenal pemenang Nobel Milton Friedman pernah
menyampaikan kalimatnya yang terkenal “money
is what money does”, maknanya adalah apabila masyarakat mengakui bahwa
suatu barang seperti emas merupakan alat tukar yang diterima maka barang
tersebut sudah berfungsi sebagai uang.
Sifat sifat emas
ini menyebabkan emas tidak tergantikan sebagai alat tukar yang diakui secara universal.
referensi : tulisan Ron Rimkus,CFA, posted alternative investment.
Komentar
Posting Komentar