Mahathir, Anwar dan Najib.
Membaca berita mengenai Pemilunya
Malaysia, seperti melihat kisah Tahta, Harta dan Wanita. Mahathir dan Anwar
Ibrahim ini namanya sudah saya kenal sejak kuliah dulu. Mereka sahabat dari Pak
Harto, Presiden saya waktu kuliah, zaman itu kuliah di universitas negeri biayanya
sangat murah… Terima Kasih Pak Harto.
Kalau kita baca sejarahnya
Mahathir dan Anwar Ibrahim dahulu kala adalah sahabat karib dan teman
seperjuangan, sekitar 20 tahun yang lalu pada saat Mahathir menjadi perdana
menteri maka Anwar adalah wakilnya. Mereka tentu bersahabat erat dan saling
mendukung.
Kemudian muncul kisah perebutan
Tahta. Karena Anwar dianggap semakin popular dan membahayakan Tahta, Mahathir
menjadi benci sama Anwar. Anwar didepak dan menjadi tersangka kejahatan yang
memalukan, dituduh melakukan Korupsi dan sodomi. Singkat cakap, si Anwar masuk
penjara meninggalkan anak isterinya diluar.
Waktu terus berjalan dan Mahathir
semakin tua akhirnya mundur dari kekuasaan, istilahnya pak harto mau mandeg
Pandhito. Mahathir juga berencana menikmati usia pensiunnya sambal mengawasi
dari jauh anak didik dan loyalis-nya meneruskan kekuasaan membawa Malaysia
menggapai cita citanya mengalahkan Singapura.
Salah satu anak didiknya adalah
Najib Razak , Pak cik ini dulu menteri di era kekuasaan Mahathir dan Mahathir
adalah mentor politiknya. Najib kemudian memiliki karier yang cemerlang, kawin
lagi meninggalkan isteri nya.
Meskipun sejak awal sudah
dibayangi kasus korupsi dan juga tidak tanggung tanggung dituduh terlibat
pembuhunan model wanita dari Mongolia, namun pak cik ini berhasil menjadi Perdana
Menteri dengan menggunakan partai yang dibesarkan oleh Mahathir, UMNO.
Namun kemudian hari ternyata anak
didik kesayangannya semakin menjadi jadi, payah pula nak cakap melihat
kelakuannya. Macam mana pulak kawan ini kata Mahathir yang kecewa sangat. Sebagai mentor
Mahathir ingatkan tetapi malah melawan. Harta lebih menarik bagi Pak cik Najib
daripada mendengarkan omongan Kawan yang sudah menjadi laskar dak beguna itu.
Akhirnya Mahathir yang dijuluki
dengan Soekarno Kecil karena sikap vocal dan keberaniannya mencari kawan untuk
melawan Najib, maka ingatlah Mahathir dengan sahabat lamanya yang sedang
dipenjarakan, si Anwar. Melalui anak isterinya Anwar dilakukanlah pendekatan
untuk mereka bergabung melawan Najib.
Sungguh besar hati Dr. Wan
Azizah, Presiden Partai Keadilan Rakyat, partai oposisi terbesar di Malaysia,
yang juga isteri dari Anwar menerima ajakan Mahathir untuk bekerjasama untuk
mencegah kemunkaran. Berat sekali tentunya berdamai dengan orang ini yang sudah
menyebabkan suaminya dipenjarakan selama bertahun tahun dan dipermalukan dengan
tuduhan Sodomi.
Sungguh besar hati Anwar yang
menyampaikan maafnya kepada Mahathir serta menyatakan tidak ada dendamnya serta
siap mendukung program reformasi yang akan dijalankan oleh Mahathir. Momen yang
hebat tentunya untuk mengalahkan kebencian, rasa kecewa dan rasa sakit hati ke
Mahathir.
Himahnya apa, makanya jangan
terlalu benci sama orang, bisa bisa suatu saat kita akan saling membutuhkan
juga…
Sebaliknya bagaimana dengan Najib
? Singkat cerita, Mahathir dengan dibantu partainya Anwar berhasil merebut
kekuasaan dari Najib. Kemudian menjalani hari harinya bak penjahat, rumahnya
dijaga ketat oleh polisi agar tidak bisa lari. Najib akan diusut karena kasus
korupsi besarnya di Malaysian Development Berhad yang diberitakan merugikan negara
hingga mencapai Rp. 9.5 triliun.
Diluar pemeran sentral ini ada
dua Wanita, satu wan Azizah yang secara setia terus mendukung suaminya dikala
suka dan duka, dikesankan hidup sederhana dan tidak berhenti berjuang demi
suami dan keluarganya. Ibaratnya kesusahan menjadi ujian bagi kesabaran
menjalani hidup.
Satu Wanita lagi bernama Rosmah
mansor, isteri kedua dari najib, yang menikah setelah Najib menjadi menteri di
era Mahathir, kalau di Indonesia disebut Pelakor. Seperti pelakor lainnya ini
juga lebih dikenal dengan gaya hidupnya
yang mewah, foto fotonya menggunakan tas Hermes, Birkin dan Luis Vuiton beredar
luas. Gaya hidupnya inilah yang mungkin menjadi penyebab Bang Najib jadi korupsi.
Bagi mereka Kenikmatan duniawi yang menjadi ujian, sepertinya gagal dilewati.
Jadi begitulah drama ini menurut
apa yang saya baca… semoga menjadi pelajaran bagi kita.
Komentar
Posting Komentar