Langsung ke konten utama

Midas dengan Sentuhan Emas

Midas dengan Sentuhan Emas

Sistem pembayaran dengan menggunakan emas ini bisa jadi dimulai dari mitologi raja Midas. kisah dalam mitologi Yunani mengenai seorang raja yang atas jasanya kepada dewa diberi anugerah oleh dewa Dyonisius untuk memiliki kesaktian mengubah apapun yang disentuhnya  menjadi emas.

Bisa dibayangkan betapa kayanya Midas, tidak perlu dengan menabung emas tetapi hanya dengan menyentuh sesuatu akan berubah menjadi emas. Midas pastilah kemudian kaya raya. Namun segera Midas menyadari bahwa anugerah ini berubah menjadi kutukan. 

Semua makanan yang disentuhnya juga berubah menjadi emas, termasuk puterinya pun berubah menjadi emas. Midas kemudian datang lagi menghadap dewanya, sambil bilang “hai dewa, ternyata terlalu sakti juga membuat aku menderita, mohonlah  kesaktian ini dicabut lagi” .

Dewa menjawab ke Midas “ baiklah kalau itu yang kau inginkan, midas kau harus  cuci tangan di sungai Pactolus agar kesaktianmu hilang”. Midas segera membasuh telapak tangannya di Sungai Pactolus yang tidak jauh dari istananya.
Saking banyaknya emas yang lengket di tangannya kemudian sungai Pactolus ini penuh dengan deposit emas .

Sungai Pactolus ini terletak di wilayah kerajaan Lydia, sekarang masuk wilayah kekuasaan Tayib erdogan. 

Raja yang berkuasa di Lydia saat itu adalah Croesus. Dengan emas yang melimpah dari cuci tangannya Midas ini Croesus kemudian mulai mencetak Koin emas sebagai alat pembayaran. 

Koin yang dicetak  sudah diberi cap yang menandakan kerajaan Lydia dan juga menandakan nilainya.   Penemuan koin emas sebagai alat tukar kemudian menjadikan Lydia sebagai pusat perdagangan dan menghasilkan kekayaan yang berlimpah kepada kerajaan Lydia.
Kemunculan emas sebagai alat pembayaran menggantikan system barter yang menghambat kemajuan ekonomi dan perdagangan. Karena barter memerlukan adanya double coincidence of wants, hal yang sulit dalam perdagangan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemeriksaan kas sekonyong konyong

Disaat masih menjadi pemeriksa muda di Inspektorat Wilayah Medan aku seperti biasa melakukan berbagai kunjungan pemeriksaan ke berbagai kantor cabang Pegadaian. Hari ini pemeriksaan di kantor cabang Pegadaian takengon selesai dilaksanakan, siang ini aku dan pak Sudrajat sebagai ketua team akan segera kembali ke Medan.  Ketua team ini orang sunda yang sangat baik dan seperti orang sunda lainnya, senang guyon, sehingga perjalanan jauh dari Medan ke Aceh yang ditempuh selama belasan jam ini tidak terasa membosankan. Tapi seperti orang sunda yang susah melafalkan beberapa huruf, begitu juga boss satu ini, salah satu yang paling aku ingat adalah kegagalannya mengucapkan kata “eksekutif”, beliau selalu mengucapkannya sebagai sekutip.   Karena sudah jadwalnya kembali ke Medan, Hati ini riang gembira serasa berteriak “hore.. hore, akhirnya tiba waktunya I’am coming home”. Tidak seperti sekarang dimana sewaktu waktu dapat video call dengan anak isteri, tahun 90-an ini kalau kangen sama keluarga

Arisan Emas Pegadaian.

Ingin berinvestasi emas ? kunjungi outlet outlet Pegadaian, sekarang investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat dibeli secara tunai di outlet Galeri 24 Pegadaian, dapat juga dengan cara arisan.

jalur sungai Banjarmasin to Palangkaraya

Jalur Sungai Banjarmasin – Palangkaraya. Kantor cabang Pegadaian di Palangkaraya pada tahun 1999 merupakan satu-satunya kantor cabang Pegadaian yang terletak di kota Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah.   Pegadaian di Palangkaraya kurang bagus perkembangannya karena setelah beberapa tahun berdiri masih juga berstatus cabang kelas III, klasifikasi cabang terendah pada masa itu. Dibandingkan Pegadaian di wilayah Kalimantan Timur sangat jauh tertinggal, Pegadaian di wilayah Balikpapan telah tumbuh pesat.  Pada tahun 1998-2000 apabila kita ingin ke   kota Palangkaraya dari Banjarmasin salah satu alternative yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan sarana transportasi berupa speed boat . Setelah pengalaman buruk saya menggunakan angkutan darat maka saya lebih memilih selalu menggunakan angkutan sungai meskipun sebenarnya saya takut karena tidak bisa berenang sama sekali. Transportasi sungai Banjarmasin ke Palangkaraya ini akan melalui sungai-sungai Kuala Kapuas,