Laba Huawei 2020
Perang Huawei yang memicu perang dagang antara Amerika dengan China sepertinya akan dimenangkan oleh Huawei. Perang dagang antara Amerika dengan China ini dimulai dari tuduhan pencurian teknologi yang dilakukan oleh Huawei. Kemudian tuduhan transaksi yang dilakukan dengan perusahaan Iran yang sedang dalam status blacklist karena terkait dengan pengembangan rudal nuklir Iran.
Salah satu korbannya adalah Sabrina Meng, CEO Huawei yang sempat ditahan oleh otoritas Kanada dan sampai sekarang masih belum bisa meninggalkan Kanada karena menghadapi berbagai tuntutan hukum.
Donald Trump sewaktu jadi presiden AS juga memasukkan Huawei dalam daftar Black List perdagangannya. Akibatnya Alphabet Inc perusahaan induk google terpaksa untuk menghentikan bisnisnya dengan Huawei, artinya Smartphone Huawei tidak lagi bisa menggunakan Google sebagai search engine-nya.
Namun nyatanya meskipun dengan berbagai tekanan, Huawei sekarang sudah memiliki jaringan di 170 negara dan menjadi perusahaan yang terdepan dalam pengembangan teknologi telekomunikasi berbasiskan 5 G. Huawei tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tetap tumbuh penjualan dan labanya.
Laporan Keuangan Huawei tahun 2020 mencatatkan kenaikan pertumbuhan laba perusahaan sebesar 3,2% atau sama dengan Rp. 143,6 triliun. Laba Huawei ini sekitar 10 kali lipat laba Pertamina atau sekitar 4,5 kali lipat laba Telkomsel.
Joe Biden menjadi presiden di era Amerika harus berbagi kekuasaan dengan China, sekarang negeri Xi Jin Ping ini bukan lagi Tiongkok dimasa kaisar Daoguang dari dinasti Qing abad ke 19. Negeri yang dengan mudah dikalahkan oleh Inggris hanya dengan membombardir Pelabuhan Canton.
Program Road belt initiative-nya sudah menjadikan banyak negara tergantung dengan bantuan ekonomi China. Apalagi sejak virus covid 19 menyebar dari Wuhan semakin banyak negara yang tergantung dengan China. Tidak hanya tempat mencari hutang tetapi juga tempat membeli vaksin covid.
Komentar
Posting Komentar