Tiongkok ways
Setelah berakhirnya kekuasaan Mr.Trump di Amerika yang penuh semangat mengobarkan perang dagang dengan Tiongkok, nampaknya Amerika semakin jauh dari kemenangan, Tiongkok justru tumbuh semakin besar.
Surplus perdagangan Tiongkok pada November 2020 disaat trump turun dari jabatannya lebih tinggi 70% dibandingkan tahun 2017 disaat Trump mulai berkuasa di Gedung putih dan memulai retorika perang dagangnya.
Peluru pertama dari Trump yang menetapkan tarif yang lebih tinggi bagi produk Tiongkok hanya menyebabkan konsumen di Amerika membayar lebih mahal berbagai produk import. Sementara GDP Tiongkok meskipun sempat terganggu pandemic tetap tumbuh sekitar 7 – 8 % per tahun.
Peluru kedua yang meminta produsen Amerika keluar dari Tiongkok juga tidak efektif, pengguna iPhone terbesar justru berada di sana, jumlahnya dua kali lipat dari pengguna di Amerika. Angka penjualan produsen mobil terbesar AS yaitu General Motor di Tiongkok sama dengan gabungan jumlah penjualannya di Amerika, Kanada dan Meksiko.
Peluru ketiga yang tidak sampai keluar hanyalah rudal dari frigate AS dari Laut China Selatan, jika ini keluar entah berapa besar dampaknya bagi ekonomi dunia.
Jauh berbeda disaat presiden Nixon berkunjung ke Tiongkok di tahun 1972, Tiongkok masih sangat jauh dari ekonomi dan teknologi AS . Sekarang mereka memiliki jalur kereta api cepat sepanjang 22.000 miles, ini sama dengan dua kali lebih Panjang dari gabungan sistem kereta api cepat seluruh dunia. Teknologi kereta api cepat mereka juga lebih unggul, kereta api Amtrak menempuh waktu dari Boston ke Chicago selama 22 jam, kereta api Tiongkok hanya 4 jam.
Ternyata kita dapat memetik pelajaran, realitas ekonomi bicara lebih nyata dari retorika.
Komentar
Posting Komentar