Langsung ke konten utama

cps.sinabang

CPS. SINABANG, Pegadaian Syariah di Tengah Samudera Hindia.

Tepat sekitar jam 06.00 wibb terdengar pengumuman di Bandara Polonia Medan bahwa penumpang pesawat Susi Air dengan tujuan kota Sinabang segera naik ke pesawat melalui gate 4, ditengah cuaca subuh yang masih cukup gelap dan dari ruang tunggu penumpang  diantar oleh mobil minibus milik Susi Air menuju area parkir pesawat yang cukup jauh, cukup berdebar melihat pesawat yang akan dinaiki ini, pesawatnya jenis Cessna Grand Caravan prop.jet dengan satu baling-baling 3 blade dan kapasitas penumpang maksimum 12 orang plus satu pilot dan satu co-pilot, dengan pesawat kecil inilah akan ditempuh perjalanan selama sekitar 70 menit dari Bandara Polonia Medan hinga menuju Bandara Lasikin di kota Sinabang.

Pada penerbangan Susi Air dengan flight nomor SI140 ini penumpang hanya berjumlah 5 orang , secara teknologi pesawat ini sudah maju karena semuanya sudah computerized, sepertinya sudah auto pilot karena pilotnya terlihat santai santai saja sewaktu terbang semua route penerbangan yang tergambar dalam layar flight plan.
Sekitar jam 06.20 pesawat bersiap untuk take off, setelah pilotnya lihat kiri dan lihat kanan di runway, persis seperti membawa mobil mau lewat di persimpangan maka pesawat masuk runway dan terus memacu kecepatan hingga take off, landasan yang diperlukan pendek sekali dan pesawat ini langsung take off, sebelum terbang ada sedikit pengumuman dari pilot seperti pengumuman oleh Pramugari Lion, hanya karena pilotnya orang bule dan pengumumannya dibaca dalam bahasa Indonesia maka kurang jelas maksudnya. Tetapi penerbangan dipagi hari itu cukup nyaman, pesawat terbang diatas awan tipis yang menutupi sebagian pandangan ke daratan pulau Sumatera. Indah sekali melihat rangkaian bukit-bukit yang sebagian masih ditutupi hutan saling menyambung dan lemah-lembah yang ditutupi awan putih seperti salju terhampar dibawah pesawat.
Setelah terbang sekitar 30 menit maka pesawat segera melewati batas antara daratan sumatera dengan lautan Hindia, dibawah pesawat terbentang panjang garis pantai antara lautan Hindia dengan daratan Sumatera, pesawat  terbang diatas samudera Hindia yang pernah mengamuk dengan Tsunaminya dan menyebabkan ratusan ribu korban jiwa. Setelah terbang diatas lautan Hindia selama sekitar 30 menit,  mulai terlihat gugusan pulau di samudera Hindia , pulau-pulau yang berjumlah sekitar 40 buah tersebut termasuk dalam kabupaten Simeulue, kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Aceh Barat di tahun 1999, tidak seperti kota dan kabupaten di propinsi Aceh lainnya yang pernah bergejolak oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mungkin karena letaknya yang menyendiri di lautan Samudera Hindia maka  GAM kurang tertarik untuk datang.
Kota Sinabang merupakan ibukota kabupaten Simeulue, Kabupaten ini berpenduduk sekitar 82.000 jiwa, dikota Sinabang ini banyak sekali pendatang dari daerah Minangkabau dan Mandailing yang datang sebagai pedagang dan konon juga yang menyebarkan agama Islam disana. Kota ini berjarak sekitar 150 km dari lepas pantai barat Aceh, apabila ditempuh dengan kapal penyeberangan (ferry) dari pelabuhan Labuhan Haji maka diperlukan waktu sekitar 9 jam perjalanan. Pada Tsunami tahun 2004, Sinabang merupakan salah satu kota yang mengalami banyak kerusakan akibat terjangan Tsunami, tidak heran pulau ini beresiko terkena bencana gempa tektonik karena gugusan pulau simelue ini berada di persimpangan 3 palung laut terbesar di dunia, pertemuan antara lempengan Asia dengan Australia dan Samudera Hindia, sehingga pulau ini sudah menjadi langganan gempa bumi dalam skala besar. Pada tahun1907 pulau ini juga pernah terkena Tsunami sehingga secara turun temurun masyarakatnya sudah dikenalkan dengan gejala-gejala gempa bumi yang disertai dengan Tsunami tersebut, menurut istilah masyarakat setempat Tsunami ini dikenal dengan Smong, sehingga apabila ada gejala smong seperti surutnya garis pantai setelah terjadinya gempa maka masyarakat segera menyelamatkan diri ke perbukitan untuk menghindari tersapu gelombang besar yang segera menerjang.  
Pesawat Susi Air mendarat di Bandara Lasikin Sinabang sekitar jam 07.30, meskipun kecil namun bandara ini cukup bagus karena baru selesai dibangun oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitas (BRR) NAD dan Nias tahun 2007. Menempuh perjalanan sekitar 15 menit dengan menggunakan Avanza dari Bandara Lasikin maka sampailah kita di CPS. Sinabang yang hari ini akan diresmikan mulai beroperasinya oleh Bupati Simeulue, Bp. Darmili. Bupati satu ini cukup gigih untuk mendorong berdirinya Pegadaian di Sinabang, sudah sekitar 2 tahun sebelumnya beliau menghubungi Pegadaian untuk segera mendirikan kantor cabang Pegadaian di Sinabang dan akhirnya pada hari ini tgl. 11 Juni 2010 CPS. Sinabang resmi berdiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NOKIA di tahun 2008

Harga Pasar Handphone Melihat Daftar Harga Pasar Setempat (HPS) handphone (HP) triwulan II tahun 2008 yang dipakai sebagai dasar bagi Penaksir Pegadaian menetapkan nilai  taksiran barang jaminan handphone di tahun 2008 ini menjadi flashback bagaimana sengitnya persaingan   dalam bisnis handphone .  Dari belasan merek HP yang beredar di pasaran Indonesia pada masa tersebut dan kemudian tercatat dalam daftar barang yang diterima sebagai barang jaminan pada masa itu, pada saat sekarang mungkin hanya hanya Samsung LG dan Motorolla yang masih terlihat  di display outlet penjual HP, selebihnya sudah tidak lagi dikenal oleh generasi sekarang. Merek yang pada masanya cukup inovatif dan laku seperti Sony Ericson atau Siemens pada masa sekarang sudah tidak ada lagi, hanya tinggal kenangan bagi gen X dan tidak dikenal oleh Gen Millenial. P ada tahun 2008 ini HP yang paling terkenal dan menjadi market leader tentu saja NOKIA, HP sejuta umat dan menjadi idola...

Menaksir emas menggunakan loupe dan cap tanggungan

Menaksir Emas Menggunakan Loupe dan Cap Tanggungan. Juru Taksir dalam melaksanakan   tugasnya menggunakan alat yang disebut dengan loupe , atau kaca pembesar ( magnifying glasses ),   Jenis loupe ini bervariasi, ukuran loupe yang dipakai oleh juru taksir adalah loupe dengan kekuatan   minimal 10x triplet, artinya loupe ini memiliki tiga lensa yang dipadukan menjadi satu sehingga meminimalkan distorsi atau kaburnya pandangan mata. Fungsi loupe untuk pengujian emas adalah untuk melihat cap karatase atau dikenal dengan nama cap tanggungan, cap yang tertera di perhiasan emas, setiap produsen baik pabrikan atau toko emas selalu mencantumkan karatase emasnya di perhiasan yang dibuatnya, tidak seperti emas batangan yang karatasenya secara jelas tertulis di bagian luar emas batangan, untuk emas perhiasan tulisan emas ini biasanya sangat kecil sehingga memerlukan loupe untuk melihatnya. Pada umumnya cap tanggungan untuk cin...
BAGAIMANA CARA MENGUJI KARATASE EMAS Penetapan karatase pada umumnya oleh Penaksir di Pegadaian berdasarkan hasil analisa kimia, yaitu dengan menggosokkan emas pada batu uji untuk mendapatkan residu di atas batu, karena sifatnya yang larut dalam larutan aqua regia (air raja) maka residu yang tertinggal di batu uji tadi ditetesi   air uji yang terdiri dari air uji 1 berupa cairan asam nitrat (HNO3) dan air uji 2 berupa cairan HNO3 dicampur cairan asam chlorida (HCL), reaksi kimia yang terjadi inilah yang menentukan karatase emas tersebut. Misalnya untuk pengujian emas merah (emas dengan campuran tembaga), pertama kali hasil gosokan emas pada batu uji yang berbentuk garis akan ditetesi dengan air nitrat dan apabila garis emas tadi termakan oleh air nitrat berarti kadar emas tadi adalah 16 karat atau kurang, perbedaan karatasenya akan terlihat dari reaksinya, semakin cepat garis emas termakan oleh reaksi kimia maka akan semakin rendah kadar emas...