Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Introspeksi

Introspeksi Di suatu sudut kampung, Negeri Antah Berantah, hidup sepasang suami-istri. Hidupnya melarat, tapi rajin beribadah. Kehidupannya hanya disandarkan pada pekerjaan membuat gula aren (gula merah). Mereka berdua berjibaku tiap hari membuat gula merah. Sang suami memanjat batang aren, sang istri bertugas memasak tuak aren yang menjadi cikal-bakal gula merah. Suatu hari, lelaki miskin itu menjual gula merah yang dibuat istrinya ke kota. Gula merahnya ditawarkan kepada orang-orang di pasar. Banyak orang tertarik membeli karena bentuknya unik. Istrinya selalu membuat gula merah dengan bentuk khas. Bentuknya bulat mirip bola tennis dan beratnya 1 kg disukai banyak orang. Salah satu pelanggannya berada di samping pasar. Kebetulan juga pelanggannya itu menjual sembako. Jadi setiap menerima uang hasil penjualan gula merah dari pelanggannya yang kaya itu, ia membeli kebutuhan harian mereka untuk sekadar makan. Suatu ketika, pemilik toko itu curiga dengan berat gula merah itu dan dia pun

Pentingnya Komunikasi yang Baik

Mimpi Sang Raja  Alkisah, di suatu malam seorang raja terbangun dari tidurnya. Rupanya, sang raja baru saja mendapat mimpi buruk yang penuh teka-teki. Dengan napas masih terengah-engah, sang raja berteriak memanggil hulubalang kerajaan. “Hulubalang … panggil peramal istana sekarang juga. Cepaaat …!” Hulubalang tergopoh-gopoh pergi menuaikan perintah raja tanpa berani bertanya siapa peramal yang dikehendaki raja. Tak lama, seorang peramal kerajaan menghadap. Raja langsung membeberkan mimpinya dan meminta si peramal mengartikannya. “Aku bermimpi aneh sekali. dalam mimpi itu, gigiku tanggal semua. Hah … pertanda apa ini? Tanya sang raja. Setelah mengadakan perhitungan penanggalan secara cermat dan teliti, dengan sedih si peramal berkata, “Mohon ampun, Baginda … dari penerawangan hamba, mimpi itu membawa pesan, bahwa kesialan akan menimpa Baginda. Karena, setiap gigi yang tanggal itu berarti seorang anggota keluarga kerajaan akan meninggal dunia. Jika semua gigi tanggal, berarti kesialan b

Auditor Concern

Pada saat Auditor melakukan audit maka beberapa kondisi internal auditee yang perlu menjadi concern bagi auditor adalah :   1.       Apakah sudah ada SOTK ?  Tidak dilakukannya pemisahan antara pemegang asset dengan pencatat asset atau rangkap jabatan yang berakibat hilangnya fungsi dual custodian. Seperti dirangkapnya tugas sebagai penyimpan barang jaminan emas di brankas dengan yang melakukan pencatatan atas asset tersebut oleh satu orang.  Kondisi lain yang juga membuka peluang terjadinya fraud karena diabaikannya prinsip dual custodian adalah pemegang kunci brankas dilakukan oleh satu orang,  kunci tanam dan kunci kombinasi atau digital dipegang oleh satu orang.   Data dan asset fisik yang dipegang oleh satu orang menyebabkan tidak adanya proses rekonsiliasi  2.     Apakah internal control dijalankan ?   Pelaksanaan internal control harus dituangkan dalam setiap SOP dan menjadi faktor krusial yang harus diperhatikan bagi terlaksananya governance, risk and control dalam perusahaan.

Pengujian Substantif

Untuk menentukan keakuratan transaksi atau komponen saldo akun, seorang auditor harus melakukan pengujian substantif yang dapat dilakukan dengan cara sbb.  : a) Verifications. Membandingkan satu data dengan data lainnya atau mencocokkannya dengan kebijakan/peraturan dan melakukan tindak lanjut jika terdapat perbedaan data. Misal : Auditor harus melakukan membandingkan antara pembukuan pada buku kas dengan bukti pembayaran dan surat otorisasi / kebijakan atas pengeluaran tersebut.  b) Reconciliations. Membandingkan dua sumber data yang harusnya sama dan jika ada perbedaan maka dicari saldo yang benar.  Misal : Auditor harus menemukan saldo yang benar jika terdapat perbedaan antara saldo pada buku bank dengan rekening koran c) Authorizations and approvals. Proses pengesahan jika transaksi valid, dilakukan melalui form oleh manajemen dengan level lebih tinggi  atau by system. Misal : Auditor pada saat pemeriksaan harus memastikan kalau pencairan kredit harus sudah mendapatkan approv

Kegagalan Liberalisasi Jasa Gadai

Jasa gadai pada awal kehadirannya di era kolonial ini dimiliki oleh pihak swasta.  Gadai oleh swasta ini menimbulkan efek yang merugikan bagi para buruh karena mereka menetapkan bunga yang sangat tinggi.  Pada awal tahun 1820 Baron van der capellen yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Belanda kemudian berinisiatif untuk mengatur bisnis gadai ini dengan mengeluarkan peraturan yang menetapkan tarif bunga bagi pandhuis. Peraturan bunga untuk melindungi konsumen gadai ditetapkan sebagai berikut : - Bunga maksimal ditetapkan sebesar 6,5% per bulan untuk pinjaman kurang dari 1 guilder.  - Untuk pinjaman sampai dengan 100 guilder bunga maksimum ditetapkan 3 %  per bulan.  Bisnis gadai ini memang dibutuhkan dan menjadi solusi bagi masyarakat  Hindia Belanda, salah satunya karena praktis dan hanya sebagian kecil masyarakat yang memiliki akses ke Bank. Perusahaan gadai semakin berkembang,  pada tahun 1869 jumlah rumah gadai di Hindia Belanda berjumlah 250 unit. Kemudian pada

Faktor yang mendorong kecurangan menurut GONE Theory

Faktor yang mendorong kecurangan menurut GONE Theory, Jack Bologna 1) Greedy (serakah) Kasus ini banyak terjadi pada pejabat yang melakukan korupsi dengan memanfaatkan kewenangan yang dimilikinya. Misalnya pejabat pajak yang menerima suap (bribery) dengan wajib pajak, Gubernur yang meminta suap untuk memberikan izin kepada pengusaha untuk usaha yang illegal, dll. Ciri ciri pelaku fraud ini antara lain karyawan sering tampil dengan menggunakan  barang yang branded atau disebabkan dorongan dari isterinya yang ingin menampilkan kemewahan di media social, karyawan yang sering gonta ganti HP mahal dan pamer kemewahan. Pejabat yang memiliki kekayaan tidak wajar, gaya hidup keluarga (anak dan isteri) yang selalu tampil mewah dan laporan kekayaan (LHKPN) yang tidak wajar. 2) Opportunity (Kesempatan) Tindak kecurangan yang dilakukan oleh pelaku dapat terjadi karena adanya kelalaian dalam melaksanakan SOP pengawasan atau sistem pengendalian internal yang lemah. Misalnya dalam kasus fraud kas