Penyebab Utama Pergerakan Harga Emas
1.
Penurunan
Nilai Mata Uang Dollar AS (US$)
|
Berdasarkan
data dari berbagai sumber: Emas merupakan produk yang secara
internasional diperdagangkan dalam satuan US$/ Oz, sehingga harga emas sangat
terkait dengan fluktuasi nilai US$ atau dengan perspektif lain terkait dengan
kondisi ekonomi AS. Terkait dengan
semakin lemahnya nilai uang US$ terhadap mata uang asing lainnya (termasuk
Rp.) secara nilai tukar tidak menyebabkan kenaikan harga namun dampak dari
kondisi perekonomian AS yang mengalami kemerosotan dan kehilangan kepercayaan
dimata investor menyebabkan sebagian investor dan Bank Sentral mengalihkan
jenis assetnya dari mata uang US$ ke jenis asset lain yang dianggap lebih
aman dan stabil dalam menjaga kekayaannya.
|
Jenis asset yang terbaik untuk menjaga nilai asset tersebut
adalah emas karena emas dianggap asset
yang paling aman ( safe heaven) untuk melindungi nilai kekayaan dan berdampak
pada meningkatnya permintaan atas emas yang akhirnya mendorong harga emas
terus meningkat.
|
2.
Pengaruh
Permintaan Pasar Terhadap Emas
|
Dari
berbagai sumber berita maka dapat
disimpulkan bahwa Permasalahan kenaikan harga emas terkait dengan sentimen negatif pasar atas
perekonomian AS, dan memburuknya perekonomian di berbagai negara Eropa
seperti Yunani, Portugal dan meluas hingga Italia dan Spanyol, kekhawatiran pemilik
modal akan semakin tidak bernilainya mata uang US$ dan mata uang Euro ini mendorong mereka mengalihkan assetnya dalam
bentuk asset yang lebih terjamin nilainya secara internasional. Asset yang
dapat menggantikan
|
Peranan mata uang US$ sebagai bentuk penyimpan
kekayaan atau bagi Bank Sentral sebagai Cadangan Devisa yang secara
Internasional diakui nilainya adalah emas. Kondisi demikian mendorong harga
emas semakin meningkat.
Sudah menjadi hukum ekonomi dimana ada
keterbatasan supply sementara demand terus meningkat akan mendorong harga terus menanjak naik,
berdasarkan data diketahui bahwa rata-rata
pertumbuhan stock emas tahunan di seluruh dunia hanya berada di kisaran 2 %
pertahun. Ini sudah merupakan total antara hasil tambang baru dan hasil
emas recycles. Permintaan akan emas terutama dari
negara-negara yang semakin makmur seperti negara China , India dan Arab pada tahun 2009 sudah mencapai 102.000
ton,– jadi pertumbuhan kebutuhan emas mereka saja sudah akan sulit dipenuhi
oleh pertumbuhan supply emas dunia
(freeport produsen terbear emas di Indonesia, rata rata dalam satu tahun
hanya mampu berproduksi 70 ton emas).
Demand baru atas emas bukan hanya datang dari kebutuhan individu masyarakat
China, India atau Arab untuk keperluan perhiasan atau mata uang Dinar ,
korporasi dan negara dengan Bank Sentral-nya dari seluruh dunia membutuhkan
emas untuk safe haven mereka atau
mengkonversi cadangan devisa mereka dari bentuk US$ ke bentuk emas sebagai bentuk atas ketidak pastian ekonomi
dunia atau keraguan atas kemampuan AS sebagai penopang mata uang US$.
Pembelian emas terbesar pada saat ini
adalah bersumber dari Bank Sentral berbagai negara yang berupaya mengalihkan
cadangan devisanya dari mata uang US$ menjadi emas, Bank sentral Cina yang pada sekarang
merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia semakin tidak percaya dengan sistem ekonomi
dunia yang menggantungkan sistem nilai tukar terhadap mata uang US$ sehingga terus menambah cadangan emasnya untuk
menjaga kekayaan negara. Cadangan emas
Cina saat ini berada pada angka 1,054 ton atau setara dengan kurang
lebih 1.6% reserve-nya, bandingkan dengan cadangan emas Amerika yang
mencapai 8,134 ton atau sekitar 74% dari reserve-nya.
Ketidak yakinan Cina dengan sistem nilai tukar yang hanya ditopang oleh
mata uang US$ dan posisi ekonomi AS yang tidak lagi sekuat satu dekade yang
lampau dan kepentingan Cina yang tumbuh sebagai kekuatan ekonomi nomor 2
dunia dan diperkirakan dalam abad ini akan menjadi kekuatan nomor 1 dunia
serta kepentingan geo Politik maka Cina
berkepentingan untuk memperkuat posisi mata uang nya (yuan) sebagai nilai
tukar Internasional, untuk itu Cina berkepentingan menyediakan memperkuat
mata uangnya dan menjaga kekuatan cadangan devisanya dengan meningkatkan asset
dalam bentuk persediaan emas, apabila kebijakan peningkatan cadangan emas
terus dilakukan mendekati cadangan devisa AS dalam bentuk emas maka dapat
diprediksi kenaikan harga emas akan terus berlanjut dalam jangka panjang.
Sikap yang ditempuh oleh Bank Sentral Cina pada umumnya akan diikuti oleh
banyak negara dan jika dilihat dari konsep bahwa mata uang yang diterbitkan
oleh suatu negara seharusnya didukung oleh cadangan emas yang setara,
sebagaimana sistem ekonomi sebelum Bretton Woods maka dengan kemerosotan ekonomi AS dan sampai adanya keseimbangan baru atau adanya
mata uang negara lain yang dapat
menjamin nilai tukarnya maka permintaan akan emas akan selalu meningkat
melampaui kemampuan produksi seluruh perusahaan pertambangan emas memenuhinya.
|
Komentar
Posting Komentar