Langsung ke konten utama
BAGAIMANA CARA MENGUJI KARATASE EMAS
Description: K:\AT\bermasalah kalteng\foto 2\20131004_152145.jpg














Penetapan karatase pada umumnya oleh Penaksir di Pegadaian berdasarkan hasil analisa kimia, yaitu dengan menggosokkan emas pada batu uji untuk mendapatkan residu di atas batu, karena sifatnya yang larut dalam larutan aqua regia (air raja) maka residu yang tertinggal di batu uji tadi ditetesi  air uji yang terdiri dari air uji 1 berupa cairan asam nitrat (HNO3) dan air uji 2 berupa cairan HNO3 dicampur cairan asam chlorida (HCL), reaksi kimia yang terjadi inilah yang menentukan karatase emas tersebut.


Misalnya untuk pengujian emas merah (emas dengan campuran tembaga), pertama kali hasil gosokan emas pada batu uji yang berbentuk garis akan ditetesi dengan air nitrat dan apabila garis emas tadi termakan oleh air nitrat berarti kadar emas tadi adalah 16 karat atau kurang, perbedaan karatasenya akan terlihat dari reaksinya, semakin cepat garis emas termakan oleh reaksi kimia maka akan semakin rendah kadar emasnya atau semakin rendah karatnya. Air nitrat yang ditetesi kemudian dikeringkan dengan tissue tebal atau kertas lainnya yang dapat menghisap cairan dengan cepat. Sisa reaksi kimia atas garis emas tadi dapat diamati, semakin banyak emas yang berbekas di batu uji akan semakin tinggi kadar emasnya. Apabila dengan ditetesi air nitrat, garis emas tidak bereaksi maka dapat diperkirakan bahwa kadar emas diatas 16 karat untuk emas merah dan 14 karat untuk emas kuning. Selanjutnya garis emas tersebut pada bagian lainnya (tidak dibagian yang sudah ditetesi air nitrat) ditetesi dengan air uji 2 (campuran HNo3 dan HCL ; 3:2), kembali kita amati reaksi yang terjadi dari reaksi kimia tadi, semakin cepat garis emas hilang maka semakin rendah kadar emas. Setelah air uji 2 dikeringkan dengan tissue, dapat diamati  garis emas yang tertinggal di batu uji, semakin jelas garis emas yang tertinggal akan semakin tinggi kadar emasnya,   untuk emas 24 karat maka tidak ada garis emas yang bereaksi dengan air uji tersebut.

Karena pengamatan dilakukan secara visual maka terdapat kemungkinan adanya perbedaan kesimpulan antara satu orang dengan orang lainnya, toleransi perbedaan ini adalah antara 1 s.d. 2 karat, oleh karena itu apabila perbedaan pengamatan antara pemeriksa dengan taksiran Penaksir lebih dari 2 karat dapat disimpulkan sebagai taksiran tinggi.

Apabila dalam pengamatan atas hasil uji kimia tersebut ditemukan reaksi kimia yang berbeda atau muncul reaksi kimia dengan warna lain maka perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih cermat, perhiasan emas tadi perlu digosok kembali ke batu uji dengan lebih keras dan dilakukan pada berbagai bagian dari perhiasan tadi, terutama pada bagian-bagian yang tersembunyi sehingga terdapat lebih banyak garis  ujinya. Apabila pada saat ditetesi air uji 1 keluar warna hijau maka menunjukan bahwa perhiasan tersebut adalah sepuhan dan logam didalamnya adalah tembaga. Air uji 1 juga dapat ditetesi langsung pada bagian emas yang terkena gosokan, apabila perhiasan emas adalah sepuhan maka pada bagian yang ditetesi air uji 1 tadi akan keluar gelembung-gelembung berwarna kehijauan sebagai reaksinya. Apabila garis ditetesi air uji 2 keluar warna putih maka emas tersebut sepuhan dimana logam didalamnya adalah perak.

Contoh pengujian emas palsu :
Description: K:\AT\Emas palsu BPP\Cincin perak lapis mata berlian (harap waspada).jpg


Hal yang juga perlu diingat adalah pada saat menggosok perhiasan jangan hanya diambil posisi yang paling mudah untuk digosok karena pada beberapa kasus emas palsu yang pemeriksa ketahui, bagian yang paling mudah digosok oleh pemalsunya sudah dibuat paling tebal, misalnya pada gelang slip maka ujung slipnya akan dibuat sangat tebal karena nampaknya pemalsu tersebut juga sudah memahami karakter pengujian yang dilakukan oleh Penaksir Pegadaian, oleh karena itu cari bagian – bagian yang sulit untuk digosok, misalnya gelang ½ plat gosok pada bagian belakang platnya, untuk gelang rantai pada bagian sambungan atau lipatan emas yang tidak mudah terlihat. Apabila ada kecurigaan karena beratnya yang kurang wajar atau warnanya yang berbeda maka jangan ragu-ragu untuk melakukan uji kimia dengan menggosok berulang kali pada beberapa bagian.

Perbedaan dalam menetapkan karatase juga dapat disebabkan perbedaan antara kekuatan air uji pada saat barang jaminan (bj) diterima dengan air uji pada saat pemeriksaan dilakukan, mengapa ? karena air uji mirip dengan coca cola atau minuman bersoda lainnya dimana pada saat pertama kali kaleng atau botolnya dibuka apalagi baru keluar dari frezer maka sodanya akan terasa sekali menyengat di lidah dan kerongkongan, namun apabila sudah dibuka dan tidak habis kemudian disimpan maka rasa sodanya akan hilang atau nyaris tidak ada lagi pada saat kita minum sehari kemudian, pasti ada beda rasa antara yang minum pada saat coca cola baru dibuka dengan yang minum coca cola terbuka sehari kemudian. Demikian juga dengan air uji yang sudah lama dipakai, misalnya sudah satu bulan belum juga diganti-ganti maka kekuatannya akan berbeda dengan air uji yang baru saja diisikan ke botol air uji dan ini akan sangat mempengaruhi akurasi penetapan karatase emas.

Metode lain untuk menetapkan kadar emas adalah dengan mencari berat jenisnya, emas merupakan logam yang dalam simbol kimia memiliki nama Aurum (Au) dengan berat jenisnya dalam bentuk murni adalah 19,32, emas murni ini adalah emas tanpa ada campuran dengan jenis logam lainnya atau sering disebut emas 24 karat atau 99,99%, emas dengan kadar kemurnian yang tinggi ini di Indonesia diperoduksi oleh PT. Aneka Tambang (PT. ANTAM). Emas yang dapat dicari berat jenisnya dengan melakukan penimbangan menggunakan timbangan analisa adalah emas yang tidak dalam bentuk perhiasan berongga atau memiliki mata, baik berlian maupun batu mulia lainnya.

Untuk mencari berat jenis maka dapat dicari dengan menimbang emas tersebut untuk mengetahui berat keringnya dan kemudian menimbang emas di dalam timbangan analis, yaitu timbangan dimana emas ditimbang dalam air untuk mengetahui volumenya dan dari membagi berat kering dengan volume maka diperoleh berat jenis perhiasan tersebut, dari berat jenis ini akan diketahui karatase emas. Atau secara rumus persamaan adalah sbb. :

Berat Kering (BK) – Berat Basah (BB) = Volume (V)

BK / V = Berat Jenis (BJ).

BJ à lihat tabel berat jenis.

Langkah menemukan berat jenis dengan cara diatas relatif tidak populer dipergunakan oleh Penaksir maupun Pemeriksa karena memerlukan timbangan analis yang sudah sulit didapatkan di kantor cabang Pegadaian dan juga memerlukan waktu yang lama, cara ini meskipun sesuai teori namun akan menghambat kecepatan pelayanan karena hampir semua langkah harus dilakukan secara manual. Bagi Penaksir yang sudah jarang menggunakan timbangan manual maka akan perlu waktu lama untuk menemukan volume perhiasan emas tersebut. Cara praktis yang dilakukan hampir seluruh Penaksir adalah dengan menggunakan timbangan digital. Pada timbangan digital tersebut ditaruh bejana yang biasanya terbuat dari botol aqua 1 liter yang sudah dipotong setengahnya dan diisi dengan air kemudian ditaruh diatas piringan timbangan dan timbangan digital  diset  untuk menimbang volume. Perhiasan emas kemudian diikat dengan tali rafia tipis dan kemudian dicelupkan ke dalam botol aqua tetapi tidak sampai ke dasar botol atau menyentuh botol, sementara tali rafia tetap dipegang oleh Penaksir untuk menjaga perhiasan stabil atau tidak jatuh, kemudian  pada layar LCD timbangan akan muncul angka yang merupakan volume dari perhiasan emas tersebut. Untuk menemukan berat jenis adalah dengan membagi berat kering dengan volume tersebut, dengan mengetahui berat jenisnya maka akan diketahui karatnya dengan melihat pada tabel bj, cara yang praktis kalau tidak melihat pada tabel berat jenis adalah dengan membagi berat jenis dengan angka 0,805. Misalnya ditemukan berat jenis 16,10 maka karatnya adalah 16,10/0,805 = 20 karat.


Kelemahan dari cara ini dalam prakteknya adalah tidak akurat kalau berat perhiasan kurang dari 10 gram atau apabila bentuk perhiasan sulit untuk masuk kedalam bejana botol aqua yang sempit tersebut sehingga selalu membentur botol.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemeriksaan kas sekonyong konyong

Disaat masih menjadi pemeriksa muda di Inspektorat Wilayah Medan aku seperti biasa melakukan berbagai kunjungan pemeriksaan ke berbagai kantor cabang Pegadaian. Hari ini pemeriksaan di kantor cabang Pegadaian takengon selesai dilaksanakan, siang ini aku dan pak Sudrajat sebagai ketua team akan segera kembali ke Medan.  Ketua team ini orang sunda yang sangat baik dan seperti orang sunda lainnya, senang guyon, sehingga perjalanan jauh dari Medan ke Aceh yang ditempuh selama belasan jam ini tidak terasa membosankan. Tapi seperti orang sunda yang susah melafalkan beberapa huruf, begitu juga boss satu ini, salah satu yang paling aku ingat adalah kegagalannya mengucapkan kata “eksekutif”, beliau selalu mengucapkannya sebagai sekutip.   Karena sudah jadwalnya kembali ke Medan, Hati ini riang gembira serasa berteriak “hore.. hore, akhirnya tiba waktunya I’am coming home”. Tidak seperti sekarang dimana sewaktu waktu dapat video call dengan anak isteri, tahun 90-an ini kalau kangen sama keluarga

Arisan Emas Pegadaian.

Ingin berinvestasi emas ? kunjungi outlet outlet Pegadaian, sekarang investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat dibeli secara tunai di outlet Galeri 24 Pegadaian, dapat juga dengan cara arisan.

jalur sungai Banjarmasin to Palangkaraya

Jalur Sungai Banjarmasin – Palangkaraya. Kantor cabang Pegadaian di Palangkaraya pada tahun 1999 merupakan satu-satunya kantor cabang Pegadaian yang terletak di kota Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah.   Pegadaian di Palangkaraya kurang bagus perkembangannya karena setelah beberapa tahun berdiri masih juga berstatus cabang kelas III, klasifikasi cabang terendah pada masa itu. Dibandingkan Pegadaian di wilayah Kalimantan Timur sangat jauh tertinggal, Pegadaian di wilayah Balikpapan telah tumbuh pesat.  Pada tahun 1998-2000 apabila kita ingin ke   kota Palangkaraya dari Banjarmasin salah satu alternative yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan sarana transportasi berupa speed boat . Setelah pengalaman buruk saya menggunakan angkutan darat maka saya lebih memilih selalu menggunakan angkutan sungai meskipun sebenarnya saya takut karena tidak bisa berenang sama sekali. Transportasi sungai Banjarmasin ke Palangkaraya ini akan melalui sungai-sungai Kuala Kapuas,