Sales VS Petugas Pameran
Mengisi hari minggu ini saya dan isteri jalan jalan ke
Jakarta Convention Center , kalau yang tinggal di Jakarta rasanya pasti tahu
bahwa tempat yang dikenal dengan nama JCC ini tempat diselenggarakannya
berbagai macam jenis pameran.
Dari berbagai pameran yang diselenggarakan, kami berkunjung
ke Mandiri Property Expo dan Pameran Wisata Nusantara . Dari judul
acaranya sudah dapat ditebak bahwa yang pertama adalah pameran yang disponsori
oleh Bank Mandiri untuk memasarkan kredit KPR dan KPA nya, pesertanya adalah
developer perumahan tapak dan apartemen. Pameran satunya adalah pameran untuk
daerah wisata yang sepertinya diselengarakan oleh Kementrian Pariwisata,
pesertanya adalah wakil dari Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia.
Karena untuk pameran ini diperlukan biaya yang cukup besar,
tentu peserta punya tujuan untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan.
Kalau Bank Mandiri berarti meningkatkan kredit KPR atau KPA yang
disalurkan, bagi developer berarti terjualnya rumah dan apartemen yang mereka
bangun. Di tengah lemahnya daya beli dan harga dollar AS menjadi lebih dari
Rp.14,000 per US$, dan ketatnya persaingan tentu usaha menjual property menjadi
tantangan berat bagi sales-nya.
Bagi pemerintah kabupaten dan kota berarti meningkatnya
kunjungan wisatawan ke daerah mereka, menghasilkan peningkatan uang beredar
melalui belanja kamar kamar hotel dan belanja wisatawan selama berkunjung. Situasinya
mungkin akan sama saja, meskipun Leisure
Economy tengah berkembang namun juga tidak mudah mengajak orang berwisata
diluar daerah wisata mainstream,
seperti Bali atau Jogja. Tentu ini tantangan besar bagi dinas pariwisata yang
hadir di pameran.
Meskipun tantangannya hampir sama, tapi apakah cara kerja
antara developer dan Dinas ini sama ? nah kacamata saya ternyata berbeda
banyak.
Kalau kita hadir di blok pameran property tersebut, kita
akan disambut dengan lay out yang menghibur mata, tertata rapih, counter/
booth pameran yang dibuat secara
professional, informative dan dilengkapi dengan aksesoris agar pengunjung
menjadi tertarik.
Salesman atau sales girl nya segera menghampiri kita kalau
tidak disebut agresif untuk menawarkan berbagai produk yang mereka jual.
Memberikan brosur untuk memudahkan calon pembeli atau prospeknya menjadi lebih
tertarik, sampai dengan mengajak prospeknya untuk singgah di counter yang sudah
disediakan tempat duduk yang nyaman.
Penawaran yang disampaikan oleh Salesnya juga dilengkapi
dengan berbagai program sales promotion,
misalnya ada diskon harga, bebas uang
muka atau bonus furniture jika pembelian segera direalisasikan selama pameran. Menjelaskan
berbagai keuntungan yang akan didapatkan jika membeli produk yang mereka
tawarkan
Meskipun prospeknya akhirnya tidak menyebutkan akan
melakukan pembelian segera, seperti saya yang hanya mau cuci mata saja, mereka tetap
membangun optimism-nya dengan meminta nama dan nomor telfon sambil menyampaikan
niatnya untuk menghubungi propeknya dikemudian hari. Dan memang beberapa hari
kemudian saya menerima WA penawarannya.
Kemudian saya meneruskan perjalanan ke blok lainnya, Pameran
Wisata Nusantara, pesertanya saya lihat dari pemerintah kabupaten dan kota. Stand
pamerannya dibuat cukup menarik dengan menampilkan kekhasan daerah masing
masing, setiap stand dilengkapi aksesoris gambar bupati/ walikota dan wakilnya
serta logo kabupaten/kota.
Begitu sampai di area pameran dan toleh sana toleh sini, tidak
seperti di area Property Expo tadi yang saya sampai menghindar untuk terus
diberi brosur dan didatangi oleh Salesnya, disini tidak ada petugas yang
tertarik untuk menghampiri dan memberikan penjelasan, para petugas sibuk dengan
urusan masing masing, sebagian sibuk ngobrol sesame mereka, ada juga yang sibuk
selfie dengan hapenya, di booth lainnya
sedang sibuk foto bersama.
Tidak ada satu lembar flyer atau brosur pun yang diberikan, tidak
ada petugas yang menghampiri pengunjung untuk memberi penjelasan, atau
barangkali karena petugas yang dikirimkan tersebut tidak faham juga obyek
wisata yang mereka tawarkan.
Tidak ada program Sales
Promotion selama pameran berlangsung, seperti paket wisata dengan harga
discount atau mencatat pengunjung yang berminat untuk dikirim informasi lebih
lanjut.
Seharusnya untuk mendapatkan awareness pengunjung, pameran ini harus benar benar dimanfaatkan dengan
menggunakan berbagai sarana promosi yang menarik (appeal) , seperti menyebarkan brosur atau berbagai program sales promotion sehingga masyarakat
tertarik berkunjung ke daerah yang
ditawarkan tersebut. Sampai akhirnya tujuan mendapatkan wisatawan dapat terwujud
(act).
Apalagi daerah wisata yang ditawarkan juga harus bersaing
dengan Bali atau Jogja yang sudah memiliki Brand
dengan positioning sebagai daerah
wisata.
Jadi demikianlah perbedaannya … tinggal kita pilih yang
mana.
Komentar
Posting Komentar