Langsung ke konten utama

Perang dimulai dari Huawei


Perang Huawei



Entah apa yang ada di pikiran dari dua orang karyawan Huawei yang mengucapkan selamat tahun baru 2019 atas nama  Huawei Technologies dengan menggunakan Handphone Apple . Keputusan yang tidak cerdas ini berakibat mereka dan satu orang Direktur yang bertanggung jawab mendapatkan sanksi penurunan gaji dari Huawei.  Padahal perusahaan mereka sedang menghadapi  serangan bertubi tubi dari Amerika Serikat, negara produsen Apple.

Runtutan kejadian yang dihadapi Huawei sepertinya bukan sebatas kompetisi bisnis seperti persaingan perusahaan otomotif Amerika seperti Ford dengan BMW dari Jerman. Sikap yang ditunjukkan amerika ini punya aroma persaingan antara White Supremacy nya Trump dengan Tiongkok Yellow Rising. Pertaruhan reputasi program Make American Great againnya Donald Trump  dengan program One Belt One Roadnya Tiongkok.

Persaingan Huawei ini bisa jadi bagian dari supremasi siapa yang duluan sampai ke planet Mars, bukan lagi sebatas siapa yang menguasai Laut China Selatan. Semangatnya Amerika ingin melibas Huawei bisa jadi karena Huawei berhasil mengembangkan teknologi 5G jaringan mobile broadband. Kemajuan yang dicapai oleh Huawei ini bisa  mematahkan superioritas teknologi dan inovasi Amerika yang selama ini dianggap tak tertandingi.

Kalau dilihat dari sejarahnya apa yang dilakukan oleh China ini adalah hal yang wajar wajar saja, dari negeri miskin berusaha untuk menjadi negara maju. Untuk menjadi negara maju tentu China akan berusaha merebut teknologi bagi peningkatan kualitas produk produknya. Hal yang sama juga dilakukan oleh negara negara seperti Korea Selatan dan Singapura. Amerika pun mendapatkan teknologinya sebagian juga dari mencurinya, misalnya teknologi roket balistik yang sekarang dikuasai oleh Amerika berasal dari para ahli roket Jerman yang direkrut setelah Jerman kalah dalam perang dunia 2.
Bagi China upaya untuk menjadi negara maju merupakan usaha yang Panjang.  Dinasti Qing penguasa China dipermalukan oleh Inggris di perang opium pada tahun 1842 karena melarang Inggris untuk menjual Opium ke rakyatnya, salah satu factor yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan dinasti Qing di China. Kemudian pada tahun 1942 China juga dikalahkan oleh Jepang dan selama bertahun tahun Manchuria menjadi daerah kekuasaan Jepang.
Kekalahan Jepang pada perang dunia II dilanjutkan terjadinya perang saudara antara kelompok Komunis dengan kelompok nasional yang disebut dengan Kuomintang pimpinan Chiang Kai Sek. Perang saudara ini berakhir dengan  berkuasanya Mao Ze Dong dari partai Komunis China dan masa kegelapan China ini mulai memperlihatkan titik terang pada saat Deng Xio Ping berkuasa pada tahun 1979. Meskipun berasal dari partai Komunis namun Deng banyak melahirkan kebijakan yang bersifat liberal.
Kemudian sekarang China kembali menghadapi tantangan atas kemajuannya. Sikap mau menang sendirinya Amerika terlihat dari permintaan Menteri luar negeri Amerika Serikat Mike Pompeo kepada sekutunya agar tidak menggunakan teknologi Huawei. Kelakuan ini mirip dengan kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang melarang negara negara lain membeli senjata dari Rusia. Turki yang ingin membeli system persenjataan anti serangan udara S-400 atau Indonesia yang ingin membeli pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia terkendala dengan ancaman dari Amerika Serikat ini.
Lompatan teknologi China memang cukup mengagumkan, misalnya saja pesawat buatan China JF-17 Thunder diberitakan berhasil menembak jatuh pesawat MIG dan Sukhoi buatan Rusia yang dipergunakan dalam perang udara singkat antara India dan Pakistan di bulan Maret tahun 2019. Keberhasilan  ini membuktikan teknologi China bukan teknologi kaleng kaleng. Teknologi china sudah masuk battle proven setara dengan F-16 milik Amerika yang kesohor.
Pada saat terjadinya kasus Samsung melawan Apple juga dengan tuduhan pencurian teknologi atas hak paten milik Apple, pemerintah Amerika tidak memandang kasus ini sebagai ancaman bagi kepentingan Amerika. Namun pada kasus Huawei Amerika memandangnya sebagai ancaman bagi kemapanan superioritas Amerika.  Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan kekuatan ekonomi nomor 2 di dunia disertai dengan lompatan penguasaan teknologi China potensial menjadi ancaman bagi kepentingan Amerika.  Tidak sama dengan Korea Selatan, negara kecil dimata Amerika.
Episode Meng Wanzhou
Perang dagang ini tidak hanya memakan korban dua orang Staf dan petinggi Huawei yang menggunakan Apple. Episode perang Huawei berlanjut dengan ditahannya Meng Wanzhou atau juga dikenal dengan nama Sabrina CFO Huawei yang juga puteri dari pemiliki Huawei oleh  otoritas Kanada ketika berada di Vancouver. Penahanan ini diyakini atas permintaan Amerika Serikat.
Tidak puas hanya dengan menahan Sabrina di Vancouver pemerintah Amerika juga mengajukan permintaan kepada Kanada untuk mengekstradisi Sabrina ke Amerika sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita AFP, Sabtu (2/3/2019).

Tuduhan kepada Sabrina bukan masalah Handphone Huawei yang penjualannya semakin mengancam Apple, tetapi  kolusi antara China melalui Huawei yang bertransaksi dan terus menjual teknologi ke Iran . Transaksi  ini menurut trump dilakukan Huawei melalui perusahaan dengan nama Skycom yang beroperasi di Suriah,  Skycom ini menurut Amerika adalah Huawei dengan nama lain. Untuk tuduhan ini sudah dibantah oleh Sabrina.
Perang ini tidak hanya menimbulkan korban di pihak Cina, tetapi juga membuat busuknya Apple.  Pada situs resmi Apple per 2 Januari 2019 CEO Apple Tim Cook menyatakan kemungkinan pendapatan perusahaan pada kuartal 1 tahun 2019 hanya akan mencapai $84 miliar dari taget sebesar $89 s.d $ 93. Masalah Sabrina ini juga ikut menekan bursa saham di Nasdaq sampai sebesar 6%.
Penyebab utama merosotnya pendapatan Apple ini diakui oleh CEO nya karena menurunnya penjualan Apple di toko toko retail Cina. Nasionalisme China pasti terusik dengan perlakukan Amerika terhadap symbol symbol kebanggaan mereka . Jika berlanjut bisa jadi pemerintah China melarang rakyat China membeli Apple .

Ayahnya Sabrina yang pemilik Huawei Ren Zhengfei menyampaikan kemarahannya dengan Bahasa yang elegan “if the lights go out in the west, the east will still shine. And if the north goes dark, there is still the south. America doesn’t represent the world. America only represent a portion of the world”.

Episode Android
Perang dagang Amerika dengan China yang semakin memanas dengan tidak adanya pihak yang mau mengalah, Amerika tetap menuduh kalau China melakukan pencurian teknologi dan memaksa perusahaan Amerika yang masuk ke China untuk berbagi teknologi ke perusahaan lokal dan kemudian justru menjadi pesaing bagi perusahan Amerika.

Tentu saja China menolak tuduhan Amerika, bagi China adalah hal yang wajar kalau perusahaan yang akan masuk ke China harus memenuhi persyaratan technology transfer ke mitra lokalnya , apalagi perusahaan asing tersebut akan menggarap pasar China yang sangat besar. Perusahaan asing juga harus memberi manfaat bagi China dan sudah menjadi rahasian umum China sangat berambisi mengejar teknologi Amerika.

Upaya mencari titik temu dari sengketa ini bukannya tidak dilakukan, kedua belah pihak sudah saling berkunjung untuk berunding. Pihak Amerika diwakili oleh perwakilan Dagang Amerika Serikat Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin datang ke Beijing. Sebaliknya dari pihak China juga sudah melakukan kunjungan ke Washington dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.

Tapi saat ini Sabrina sudah menjadi korban perang dagang dan Trump sedang mengupayakan ekstradisi Sabrina dari Vancouver ke wilayah Amerika.  Donald Trump juga memasukkan Huawei dalam daftar Black List perdagangannya. Akibat dari masuknya Huawei kedalam daftar hitam ini maka Alphabet Inc perusahaan induk google terpaksa untuk menghentikan bisnisnya dengan huawei

Penghentian bisnis google dengan Huawei ini berarti juga menghentikan akses Huawei ke sistem operasi ponsel terpopuler di dunia android (Reuters, 20/5/2019).Tentu saja keputusan Google ini bisa membunuh Huawei yang menjual Handphone berbasiskan Android. Pada tahun 2018 Huawei berhasil menjual 206 juta Handphone android ke seluruh dunia, nyaris mengalahkan Apple dan menjadi perusahaan penjual smartphone dengan pertumbuhan terbesar di dunia.

Dengan penutupan akses Android ini Huawei diperkirakan akan menjadi tidak kompetitif kehilangan pasar besarnya dan pasar Apple akan selamat karena sebagian konsumen akan beralih ke Apple atau minimal ancaman dari produsen China akan semakin berkurang. Program Make American Great Again Trump sepertinya berhasil.

Tetapi Amerika lupa kalau China yang dihadapinya ini bukanlah China di masa Deng Xiao Ping yang penduduknya masih berbaju Mao, negara yang dipimpin Xi Jin Ping ini sedang berada pada momen keemasannya mereka akan segera memiliki sendiri system operasi yang akan menjadi saingan Google.


Sumber :
·       Kompas.com dengan judul “China Geram Kanada Mulai Proses Ekstradisi Petinggi Huawei ke AS (03.03/19).
·       Disway (Dahlan Iskan), Sabrina ditunggu di Amerika.
·       Kompas.com dengan judul 5 Pabrikan Smartphone Terbesar 2018, Huawei Pepet Apple (01/02/2019)
·       Merdeka.com dengan judul Huawei Putus Kerjasama Dengan Android, 5G Jadi Penyebabnya. (22 Mei 2019 )
·       VOA, Bisakah Dicapai Perjanjian Dagang AS-China yang Saling Menguntungkan?, (4/3/19).
·       Kontan.co.id, Saling mengunjungi, Amerika Serikat dan China akan sepakati akhir perang dagang, ( 25 /03/ 2019). 
·       China is not the source of our economis problems – corporate greed is, Jefferey D.Sachs, CNN.Com (26/5/2019).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemeriksaan kas sekonyong konyong

Disaat masih menjadi pemeriksa muda di Inspektorat Wilayah Medan aku seperti biasa melakukan berbagai kunjungan pemeriksaan ke berbagai kantor cabang Pegadaian. Hari ini pemeriksaan di kantor cabang Pegadaian takengon selesai dilaksanakan, siang ini aku dan pak Sudrajat sebagai ketua team akan segera kembali ke Medan.  Ketua team ini orang sunda yang sangat baik dan seperti orang sunda lainnya, senang guyon, sehingga perjalanan jauh dari Medan ke Aceh yang ditempuh selama belasan jam ini tidak terasa membosankan. Tapi seperti orang sunda yang susah melafalkan beberapa huruf, begitu juga boss satu ini, salah satu yang paling aku ingat adalah kegagalannya mengucapkan kata “eksekutif”, beliau selalu mengucapkannya sebagai sekutip.   Karena sudah jadwalnya kembali ke Medan, Hati ini riang gembira serasa berteriak “hore.. hore, akhirnya tiba waktunya I’am coming home”. Tidak seperti sekarang dimana sewaktu waktu dapat video call dengan anak isteri, tahun 90-an ini kalau kangen sama keluarga

Arisan Emas Pegadaian.

Ingin berinvestasi emas ? kunjungi outlet outlet Pegadaian, sekarang investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat dibeli secara tunai di outlet Galeri 24 Pegadaian, dapat juga dengan cara arisan.

jalur sungai Banjarmasin to Palangkaraya

Jalur Sungai Banjarmasin – Palangkaraya. Kantor cabang Pegadaian di Palangkaraya pada tahun 1999 merupakan satu-satunya kantor cabang Pegadaian yang terletak di kota Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah.   Pegadaian di Palangkaraya kurang bagus perkembangannya karena setelah beberapa tahun berdiri masih juga berstatus cabang kelas III, klasifikasi cabang terendah pada masa itu. Dibandingkan Pegadaian di wilayah Kalimantan Timur sangat jauh tertinggal, Pegadaian di wilayah Balikpapan telah tumbuh pesat.  Pada tahun 1998-2000 apabila kita ingin ke   kota Palangkaraya dari Banjarmasin salah satu alternative yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan sarana transportasi berupa speed boat . Setelah pengalaman buruk saya menggunakan angkutan darat maka saya lebih memilih selalu menggunakan angkutan sungai meskipun sebenarnya saya takut karena tidak bisa berenang sama sekali. Transportasi sungai Banjarmasin ke Palangkaraya ini akan melalui sungai-sungai Kuala Kapuas,