Langsung ke konten utama

Koin Emas Sebagai Mata Uang

King Croesus

Dari sungai Pactolus tempat raja midas mencuci tangannya ini kemudian bangsa Lydia pada masa raja Alyattes mulai menghasilkan koin emas. Koin emas mulai dicetak dengan standar sebagai alat pembayaran. Koin emas yang dicetak  sudah diberi cap kerajaan Lydia dan juga cap yang menandakan nilainya.   

Penemuan alat pembayaran dalam perdagangan ini berkontribusi besar kepada kemajuan peradaban bangsa Lydia. Kerajaan ini kemudian menjadi pusat perdagangan dan menghasilkan kekayaan yang berlimpah kepada kerajaan.

Koin emas merupakan mata uang, sebab pada prinsipnya jika masyarakat bersedia menerima barang sebagai alat pembayaran maka dapat disebut dengan uang. Kehadiran koin emas menghapus kelemahan sistem barter yang sebelumnya dipraktekan dalam perdagangan.

Pada masa raja Croesus putra dari Alyattes berkuasa di Lydia pada tahun 560 sampai dengan 547 SM, semakin banyak emas yang dihasilkan.  Kepemilikan emas dalam jumlah yang sangat besar ini memberikan kekayaan yang berlimpah kepada Croesus, sehingga Croesus indentik dengan kekayaan. Di negara Eropa sampai saat sekarang terdapat ungkapan yang menunjukkan betapa kayanya seseorang dengan istilah “kaya seperti Croesus”.

Dari kekayaannya ini Croesus  mendanai pembangunan Artemis Temple di Ephesus, yang sampai saat sisa bangunannya masih dapat dilihat di daerah Turki dan  artefaknya masih dapat dilihat di British Museum. Bangunan ini dicatat sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dari budaya dunia masa lalu.

Artemis Temple ini menjadi saksi atas silih bergantinya kekuasaan dan juga menghadapi gempa bumi yang merusak bangunannya.

Namun sejarah mencatat akhir yang tragis dari Croesus. Pada saat pasukan Persia dibawah pimpinan Cyrus yang agung  melakukan invasi ke Lydia, Croesus mengalami kekalahan dan ditawan oleh pasukan Persia. Kerajaan Lydia berakhir dengan kekalahan ini dan kematian dari keluarga kerajaan.

Kemudian Artemis temple ini berganti penguasa, setelah Persia kemudian dikuasai oleh Alexander the great. Setelah kekalahan pasukan Alexander, Ephesus kemudian dikuasai oleh Romawi selama berabad abad. Pada akhirnya Ephesus menjadi daerah kekhalifahan Utsmaniyah dan sekarang masuk ke Wilayah Turki sebagai penerus dari Utsmaniyah.

Namun sejarah tetap mencatat bahwa bangsa Lydia sudah memperkenalkan kepada peradaban dunia mengenai alat pembayaran berbentuk koin emas. Peradaban yang bertahan sampai ribuan  tahun kemudian sebelum munculnya mata uang kertas.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemeriksaan kas sekonyong konyong

Disaat masih menjadi pemeriksa muda di Inspektorat Wilayah Medan aku seperti biasa melakukan berbagai kunjungan pemeriksaan ke berbagai kantor cabang Pegadaian. Hari ini pemeriksaan di kantor cabang Pegadaian takengon selesai dilaksanakan, siang ini aku dan pak Sudrajat sebagai ketua team akan segera kembali ke Medan.  Ketua team ini orang sunda yang sangat baik dan seperti orang sunda lainnya, senang guyon, sehingga perjalanan jauh dari Medan ke Aceh yang ditempuh selama belasan jam ini tidak terasa membosankan. Tapi seperti orang sunda yang susah melafalkan beberapa huruf, begitu juga boss satu ini, salah satu yang paling aku ingat adalah kegagalannya mengucapkan kata “eksekutif”, beliau selalu mengucapkannya sebagai sekutip.   Karena sudah jadwalnya kembali ke Medan, Hati ini riang gembira serasa berteriak “hore.. hore, akhirnya tiba waktunya I’am coming home”. Tidak seperti sekarang dimana sewaktu waktu dapat video call dengan anak isteri, tahun 90-an ini kalau kangen sama keluarga

Arisan Emas Pegadaian.

Ingin berinvestasi emas ? kunjungi outlet outlet Pegadaian, sekarang investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat dibeli secara tunai di outlet Galeri 24 Pegadaian, dapat juga dengan cara arisan.

jalur sungai Banjarmasin to Palangkaraya

Jalur Sungai Banjarmasin – Palangkaraya. Kantor cabang Pegadaian di Palangkaraya pada tahun 1999 merupakan satu-satunya kantor cabang Pegadaian yang terletak di kota Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah.   Pegadaian di Palangkaraya kurang bagus perkembangannya karena setelah beberapa tahun berdiri masih juga berstatus cabang kelas III, klasifikasi cabang terendah pada masa itu. Dibandingkan Pegadaian di wilayah Kalimantan Timur sangat jauh tertinggal, Pegadaian di wilayah Balikpapan telah tumbuh pesat.  Pada tahun 1998-2000 apabila kita ingin ke   kota Palangkaraya dari Banjarmasin salah satu alternative yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan sarana transportasi berupa speed boat . Setelah pengalaman buruk saya menggunakan angkutan darat maka saya lebih memilih selalu menggunakan angkutan sungai meskipun sebenarnya saya takut karena tidak bisa berenang sama sekali. Transportasi sungai Banjarmasin ke Palangkaraya ini akan melalui sungai-sungai Kuala Kapuas,