Langsung ke konten utama

Dilema Toyota dengan mobil listrik

Toyota shifting

Disaat produsen mobil besar dunia berlomba lomba berencana mengeluarkan mobil listriknya, Toyota sebaliknya tidak terlihat berkeinginan mulai menjual mobil listriknya. Kalau di Indonesia barangkali ini tidak menjadi masalah, karena kalau sekarang Toyota jualan mobil listrik maka penggunannya juga akan pusing mencari lokasi chargernya. Tapi di Amerika hal ini menjadi perhatian kongres terkait dengan upaya penurunan emisi karbon. 

Toyota tetap bersikukuh lebih baik menghasilkan mobil hybrid terlebih dahulu daripada membuat lompatan teknologi ke mobil listrik. Tentu saja sebenarnya Toyota bukannya tidak mampu menguasai teknologi mobil listrik, semua juga tahu kalau Jepang sangat menguasai segala macam teknologi.

Sebenarnya alasan Jepang adalah alasan klasik, sama dengan pandangan Kodak disaat keluarnya kamera digital. Tidaklah mudah bagi perusahaan manufaktur raksasa seperti Toyota untuk berpindah ke mobil listrik. Jualan Avanza sama Fortuner juga masih sangat menguntungkan dan jika berpindah berarti akan sangat banyak investasi mahal yang ada menjadi mubazir.

Pioneer mobil listrik seperti Tesla, memerlukan waktu 16 tahun untuk bisa mendapatkan laba dan bisa terjual dalam skala yang menguntungkan. Sejak tahun 2003 hingga 2019 Tesla selalu merugi dan tahun 2020 baru menghasilkan laba  sebesar Rp. 10,46 triliun. 

Selama merugi Tesla tetap berhasil menarik investor dari investment company dan menerbitkan saham yang terus habis diserap pasar. Tesla dengan icon elon musk-nya berhasil mengedukasi pasar dan juga kesadaran akan emisi karbon bagi keselamatan bumi.

Toyota sudah mulai membuat mobil Hybridnya di tahun 1997, Toyota prius adalah mobil Hybrid pertama di dunia, namun sekarang Tesla adalah perintis pasar di mobil listrik. Kemudian mobil Cina yang masuk ke Indonesia juga sudah mulai membawa mobil listrik, meskipun disaat sekarang belum menemukan momentumnya.

Sudah pasti berat bagi pemain lama untuk shifting, tidak hanya soal teknologi dan suppliernya, nasib karyawan juga perlu difikirkan dan jadi concernnya serikat pekerja Toyota. Shifting terlalu cepat bisa berakibat end game bagi Toyota, terlambat memutuskan bisa  terdisrupsi oleh mobil listriknya Wuling.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemeriksaan kas sekonyong konyong

Disaat masih menjadi pemeriksa muda di Inspektorat Wilayah Medan aku seperti biasa melakukan berbagai kunjungan pemeriksaan ke berbagai kantor cabang Pegadaian. Hari ini pemeriksaan di kantor cabang Pegadaian takengon selesai dilaksanakan, siang ini aku dan pak Sudrajat sebagai ketua team akan segera kembali ke Medan.  Ketua team ini orang sunda yang sangat baik dan seperti orang sunda lainnya, senang guyon, sehingga perjalanan jauh dari Medan ke Aceh yang ditempuh selama belasan jam ini tidak terasa membosankan. Tapi seperti orang sunda yang susah melafalkan beberapa huruf, begitu juga boss satu ini, salah satu yang paling aku ingat adalah kegagalannya mengucapkan kata “eksekutif”, beliau selalu mengucapkannya sebagai sekutip.   Karena sudah jadwalnya kembali ke Medan, Hati ini riang gembira serasa berteriak “hore.. hore, akhirnya tiba waktunya I’am coming home”. Tidak seperti sekarang dimana sewaktu waktu dapat video call dengan anak isteri, tahun 90-an ini kalau kangen sama keluarga

Arisan Emas Pegadaian.

Ingin berinvestasi emas ? kunjungi outlet outlet Pegadaian, sekarang investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat dibeli secara tunai di outlet Galeri 24 Pegadaian, dapat juga dengan cara arisan.

jalur sungai Banjarmasin to Palangkaraya

Jalur Sungai Banjarmasin – Palangkaraya. Kantor cabang Pegadaian di Palangkaraya pada tahun 1999 merupakan satu-satunya kantor cabang Pegadaian yang terletak di kota Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah.   Pegadaian di Palangkaraya kurang bagus perkembangannya karena setelah beberapa tahun berdiri masih juga berstatus cabang kelas III, klasifikasi cabang terendah pada masa itu. Dibandingkan Pegadaian di wilayah Kalimantan Timur sangat jauh tertinggal, Pegadaian di wilayah Balikpapan telah tumbuh pesat.  Pada tahun 1998-2000 apabila kita ingin ke   kota Palangkaraya dari Banjarmasin salah satu alternative yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan sarana transportasi berupa speed boat . Setelah pengalaman buruk saya menggunakan angkutan darat maka saya lebih memilih selalu menggunakan angkutan sungai meskipun sebenarnya saya takut karena tidak bisa berenang sama sekali. Transportasi sungai Banjarmasin ke Palangkaraya ini akan melalui sungai-sungai Kuala Kapuas,