Langsung ke konten utama

Mengapa Gadai Menurun dikala Pandemi ?

Mengapa Gadai Menurun dikala Pandemi ?


Disaat terjadinya pandemi covid 19 yang menyebabkan juga terjadinya krisis ekonomi, banyak pihak yang memperkirakan kalau lembaga keuangan seperti Gadai akan "booming" namun yang terjadi adalah sebaliknya. Pada saat ekonomi sedang sulit bisnis gadai juga tidak mengalami peningkatan omzet, mengapa hal ini bisa terjadi ? jawabannya adalah :

1. Gadai adalah Bridging Loan.

Orang meminjam ke bisnis gadai karena berharap akan dapat menebus kembali barang jaminannya. Menggadai menjadi bridging loan karena nasabah masih yakin akan mendapatkan dana untuk menebus barang jaminannya pada saat pinjamannya jatuh tempo. 

Jika nasabah merasa sudah tidak memiliki harapan akan mendapatkan dana untuk menebus pinjaman gadainya maka mereka akan lebih suka untuk menjualnya dibandingkan menggadai.

Misalnya :

- Tuan Amir yang mobilnya mengalami kerusakan sehingga perlu masuk bengkel untuk perbaikan.  Biaya perbaikan ini ternyata cukup mahal, sehingga Tuan Amir memerlukan dana talangan terlebih dahulu untuk pembayaran ke bengkel. Karena pengeluaran non rutin ini cukup besar maka pak Amir meminjam ke salah satu jasa gadai untuk membayar biaya perbaikan mobilnya. Pak Amir merasa yakin akan dapat membayarnya kembali karena dalam dua bulan ke depan akan mendapatkan bonus dari kantornya.

- PT. Ceria Outsourcing (CO) memerlukan dana untuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) 50 orang karyawannya yang bertugas sebagai SATPAM di Chevy Oil, namun invoice baru dapat diterbitkan setelah hari raya. Karena pembayaran harus segera dilakukan maka pimpinan PT CO meminjam ke jasa Gadai terlebih dahulu untuk menalangi biaya THR. PT CO yakin akan dapat melakukan pembayaran segera setelah invoice dapat diterbitkan.


2. Putusnya Supply dan Demand. 

Pada saat terjadi pandemi berbagai negara menerapkan lockdown atau pembatasan aktifitas dan mobilitas manusia yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mencegah penularan virus covid 19. Pusat perdagangan, tempat hiburan dan berbagai pusat kegiatan ekonomi lainnya menghentikan aktifitasnya dan ini memutuskan mata rantai supply dan demand . Melambatnya aktifitas ekonomi akan menurunkan kebutuhan instant cash yang merupakan bisnis utama pergadaian.

Salah satu sumber utama nasabah gadai adalah pengusaha UMKM, misalnya ibu Sarah yang memiliki toko pakain di pasar Dumai. Menjelang lebaran memerlukan penambahan stock jualan dengan model terbaru, untuk menambah stock ini bu Sarah harus membelinya langsung ke Thamrin City di Jakarta. Meskipun memiliki toko langganan di Thamrin namun bu Sarah merasa perlu untuk langsung berangkat ke Jakarta memilih langsung baju yang sesuai dengan selera konsumennya. Untuk menambah modal kerjanya, bu Sarah sekitar 2 bulan menjelang hari raya meminjam ke jasa Gadai.  Bu Sarah yakin setelah hari raya seluruh stocknya akan habis terjual dan segera bisa melunasi pinjaman gadainya.

Namun pada masa pandemic mata rantai supply dan demand ini terhenti, karena adanya larangan bepergian dan semua pasar diminta untuk tutup agar mata rantai penyebaran covid dapat dihentikan.


3. Social Safety Net. 

Pada saat krisis ekonomi yang berdampak langsung pada  kesejahteraan masyarakat maka pemerintah di berbagai negara menggelontorkan banyak dana bantuan sebagai bentuk social safety net dan juga mengeluarkan kebijakan moratorium pembayaran kredit. 

Diantara kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong tersedianya dana tunai di masyarakat disaat terjadinya pandemic adalah sbb. : 

Program Keluarga Harapan (PKH). Program ini diberikan kepada ibu hamil dan anak usia dini yang mendapatkan Bansos PKH Rp 3 juta. Sedangkan bagi keluarga yang memiliki anak SD, maka bantuan bisa sebesar Rp 900.000, anak SMK Rp 1,5 juta, dan untuk anak SMA Rp 2 juta. Sementara keluarga yang memiliki lansia atau berkebutuhan khusus (disabilitas), mendapatkan Rp 2,4 juta.

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).  Program yang diperuntukan bagi keluarga miskin dan populer disebut Kartu Sembako. Bantuan ini bersifat reguler dengan masing-masing penerima manfaat akan mendapatkan Rp 200.000 per bulan.

Bantuan Sosial Tunai. Besaran bantuan sosial tunai ini adalah Rp 300.000 per bulan. bantuan sosial tunai ini diberikan kepada masyarakat yang terdampak pandemi namun tidak menerima PKH dan BPNT.

Kebijakan ini menambah daya beli masyarakat dan meningkatkan dana tunai di masyarakat,  ketersediaan bantuan sosial menyebabkan sebagian masyarakat tidak lagi membutuhkan uang pinjaman.


4. Shifting to Digital. 

Pandemi menimbulkan megashifting dalam berbagai perilaku masyarakat. Salah satu perubahan yang terjadi adalah orang takut untuk berkerumun (less crowd) dan mencari bentuk layanan yang tidak face to face (less contact). 

Perubahan perilaku ini mendorong layanan yang menggunakan aplikasi semakin diminati oleh masyarakat, terutama pada segmen milenial.  sehingga layanan peer to peer lending menjadi pilihan disaat pandemi. Bagi generasi milenial melakukan transaksi dengan menggunakan layar smartphone jauh lebih menarik dibandingkan harus antri di outlet gadai.

Salah satu indikasi shifting-nya masyarakat ke pinjaman online adalah terjadinya peningkatan nilai pinjaman melalui aplikasi Fintech. Total penyaluran pinjaman baru nasional pada 2020 lalu mencapai Rp 74,41 triliun atau meningkat 26,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran pinjaman ini dilakukan oleh 149 pinjol yang terdaftar dan berizin dari OJK (CNBC, 29 Jan.2021). Pada periode yang sama banyak Lembaga keuangan Konvensional yang mengalami pertumbuhan negatif.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemeriksaan kas sekonyong konyong

Disaat masih menjadi pemeriksa muda di Inspektorat Wilayah Medan aku seperti biasa melakukan berbagai kunjungan pemeriksaan ke berbagai kantor cabang Pegadaian. Hari ini pemeriksaan di kantor cabang Pegadaian takengon selesai dilaksanakan, siang ini aku dan pak Sudrajat sebagai ketua team akan segera kembali ke Medan.  Ketua team ini orang sunda yang sangat baik dan seperti orang sunda lainnya, senang guyon, sehingga perjalanan jauh dari Medan ke Aceh yang ditempuh selama belasan jam ini tidak terasa membosankan. Tapi seperti orang sunda yang susah melafalkan beberapa huruf, begitu juga boss satu ini, salah satu yang paling aku ingat adalah kegagalannya mengucapkan kata “eksekutif”, beliau selalu mengucapkannya sebagai sekutip.   Karena sudah jadwalnya kembali ke Medan, Hati ini riang gembira serasa berteriak “hore.. hore, akhirnya tiba waktunya I’am coming home”. Tidak seperti sekarang dimana sewaktu waktu dapat video call dengan anak isteri, tahun 90-an ini kalau kangen sama keluarga

Arisan Emas Pegadaian.

Ingin berinvestasi emas ? kunjungi outlet outlet Pegadaian, sekarang investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat dibeli secara tunai di outlet Galeri 24 Pegadaian, dapat juga dengan cara arisan.

jalur sungai Banjarmasin to Palangkaraya

Jalur Sungai Banjarmasin – Palangkaraya. Kantor cabang Pegadaian di Palangkaraya pada tahun 1999 merupakan satu-satunya kantor cabang Pegadaian yang terletak di kota Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah.   Pegadaian di Palangkaraya kurang bagus perkembangannya karena setelah beberapa tahun berdiri masih juga berstatus cabang kelas III, klasifikasi cabang terendah pada masa itu. Dibandingkan Pegadaian di wilayah Kalimantan Timur sangat jauh tertinggal, Pegadaian di wilayah Balikpapan telah tumbuh pesat.  Pada tahun 1998-2000 apabila kita ingin ke   kota Palangkaraya dari Banjarmasin salah satu alternative yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan sarana transportasi berupa speed boat . Setelah pengalaman buruk saya menggunakan angkutan darat maka saya lebih memilih selalu menggunakan angkutan sungai meskipun sebenarnya saya takut karena tidak bisa berenang sama sekali. Transportasi sungai Banjarmasin ke Palangkaraya ini akan melalui sungai-sungai Kuala Kapuas,