Langsung ke konten utama

FOMO

Gara gara berita yang menyebutkan Film KKN di Desa Penari memecahkan rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 7 juta orang penonton dalam 19 hari penayangannya, kisah KKN di medsos lengkap dengan cuplikannya filmnya, pergilah saya menonton film ini.

Setelah berjalan 1 jam saya mulai bosan dengan  jalan cerita yang terasa monoton, jika dibandingkan dengan petualangan Sherina atau Laskar Pelangi terasa masih kalah kelas. Dibandingkan film pengabdi setan juga masih kalah menakutkan, horornya gak bikin kaget kaget amat. Kecuali sewaktu mbak Nur dan Widya mau mandi saja yang agak menakutkan, selebihnya menjual kegelapan malam di dalam hutan.

Tapi film ini sangat sukses, barangkali banyak juga yang sama dengan saya yang pergi ke bioskop karena penasaran. Istilah kerennya saya terkena fear of missing out (FOMO), karena membaca berita mengenai besarnya jumlah penonton dan cerita di Media Sosial sehingga saya menjadi takut ketinggalan kereta.

kemudian resensi film di youtube yang menarik serta kisah nyata (?) dari KKN di desa penari ini yang membuat banyak orang penasaran, kisahnya menjadi viral dan menimbulkan rasa ingin tahu pembacanya. ditambah momen yang pas, setelah cukup lama puasa nonton ke bioskop, redanya covid menyebabkan rasa kangen nonton ke bioskop tumbuh kembali.

Keberhasilan film KKN ini mungkin tidak sepenuhnya terletak pada produknya, tetapi karena suksesnya marketing mengemasnya dalam bentuk story telling, FOMO dan momentum.  



Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemeriksaan kas sekonyong konyong

Disaat masih menjadi pemeriksa muda di Inspektorat Wilayah Medan aku seperti biasa melakukan berbagai kunjungan pemeriksaan ke berbagai kantor cabang Pegadaian. Hari ini pemeriksaan di kantor cabang Pegadaian takengon selesai dilaksanakan, siang ini aku dan pak Sudrajat sebagai ketua team akan segera kembali ke Medan.  Ketua team ini orang sunda yang sangat baik dan seperti orang sunda lainnya, senang guyon, sehingga perjalanan jauh dari Medan ke Aceh yang ditempuh selama belasan jam ini tidak terasa membosankan. Tapi seperti orang sunda yang susah melafalkan beberapa huruf, begitu juga boss satu ini, salah satu yang paling aku ingat adalah kegagalannya mengucapkan kata “eksekutif”, beliau selalu mengucapkannya sebagai sekutip.   Karena sudah jadwalnya kembali ke Medan, Hati ini riang gembira serasa berteriak “hore.. hore, akhirnya tiba waktunya I’am coming home”. Tidak seperti sekarang dimana sewaktu waktu dapat video call dengan anak isteri, tahun 90-an ini kalau kangen sama keluarga

Arisan Emas Pegadaian.

Ingin berinvestasi emas ? kunjungi outlet outlet Pegadaian, sekarang investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat dibeli secara tunai di outlet Galeri 24 Pegadaian, dapat juga dengan cara arisan.

jalur sungai Banjarmasin to Palangkaraya

Jalur Sungai Banjarmasin – Palangkaraya. Kantor cabang Pegadaian di Palangkaraya pada tahun 1999 merupakan satu-satunya kantor cabang Pegadaian yang terletak di kota Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah.   Pegadaian di Palangkaraya kurang bagus perkembangannya karena setelah beberapa tahun berdiri masih juga berstatus cabang kelas III, klasifikasi cabang terendah pada masa itu. Dibandingkan Pegadaian di wilayah Kalimantan Timur sangat jauh tertinggal, Pegadaian di wilayah Balikpapan telah tumbuh pesat.  Pada tahun 1998-2000 apabila kita ingin ke   kota Palangkaraya dari Banjarmasin salah satu alternative yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan sarana transportasi berupa speed boat . Setelah pengalaman buruk saya menggunakan angkutan darat maka saya lebih memilih selalu menggunakan angkutan sungai meskipun sebenarnya saya takut karena tidak bisa berenang sama sekali. Transportasi sungai Banjarmasin ke Palangkaraya ini akan melalui sungai-sungai Kuala Kapuas,