Langsung ke konten utama

Loyalitas dan Persaingan bisnis

Chevrolet sudah masuk ke Hindia Belanda pada tahun 1920, dan menjadi penguasa pasar otomotif di Hindia Belanda. Setelah hindia belanda menjadi negara merdeka, pada tahun 1950 chevrolet keluar dari Indonesia. Meskipun berusaha balik ke pasar Indonesia, dua kali upaya balikan ini bikin patah hati. Ternyata susah untuk merebut kembali hati pelanggan. 

Di pasar sudah bercokol kuat merek otomotif Jepang, mobil adalah Toyota corolla atau hardtop, terusnya muncul Toyota kijang mobil sedan buntung yang laku keras. Padahal awalnya sewaktu Toyota jualan mobil di Indonesia, kakek nenek kita merasa janggalnya mendengar brand Toyota, seperti kita sekarang masih agak janggal mendengar  kata wuling adalah brand mobil.

Generasi Gen X atau baby boomer di Indonesia dulunya pasti hanya kenal terbang dengan Merpati atau Garuda, sekarang malah lebih kenal dengan Lion, Batik dan Air Asia. Merpati malah sudah pailit dan Garuda sedang pendarahan.

Nyatanya yang janggal tadi berhasil merebut hati konsumen, mobil yang kecil dan irit dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pesawat yang tiketnya murah dan banyak routenya lebih penting dari diberi makan nasi di atas pesawat. Sementara Chevrolet masih terlena dengan mobil besar untuk kaum ningrat dan tuan Belanda-nya. Brand Loyalty kalah dengan switching cost dan diferensiasi yang ditawarkan Toyota.


Barangkali Chevrolet bisa beralasan adanya perang dunia II yang menyebabkan bisnisnya surut. Tetapi bagi big brother seperti Chevrolet atau Garuda, sikap terlalu percaya diri dan  selalu menganggap business as usual,  serta lambat menyadari ancaman atau gagap merespon perubahan merupakan sindrom dari banyak market leader. inilah yang kemudian menjebak perusahaan terendam dalam boiling frog trap. 


                                             source : Moneyforthemind


Komentar

Postingan populer dari blog ini

NOKIA di tahun 2008

Harga Pasar Handphone Melihat Daftar Harga Pasar Setempat (HPS) handphone (HP) triwulan II tahun 2008 yang dipakai sebagai dasar bagi Penaksir Pegadaian menetapkan nilai  taksiran barang jaminan handphone di tahun 2008 ini menjadi flashback bagaimana sengitnya persaingan   dalam bisnis handphone .  Dari belasan merek HP yang beredar di pasaran Indonesia pada masa tersebut dan kemudian tercatat dalam daftar barang yang diterima sebagai barang jaminan pada masa itu, pada saat sekarang mungkin hanya hanya Samsung LG dan Motorolla yang masih terlihat  di display outlet penjual HP, selebihnya sudah tidak lagi dikenal oleh generasi sekarang. Merek yang pada masanya cukup inovatif dan laku seperti Sony Ericson atau Siemens pada masa sekarang sudah tidak ada lagi, hanya tinggal kenangan bagi gen X dan tidak dikenal oleh Gen Millenial. P ada tahun 2008 ini HP yang paling terkenal dan menjadi market leader tentu saja NOKIA, HP sejuta umat dan menjadi idola...

Menaksir emas menggunakan loupe dan cap tanggungan

Menaksir Emas Menggunakan Loupe dan Cap Tanggungan. Juru Taksir dalam melaksanakan   tugasnya menggunakan alat yang disebut dengan loupe , atau kaca pembesar ( magnifying glasses ),   Jenis loupe ini bervariasi, ukuran loupe yang dipakai oleh juru taksir adalah loupe dengan kekuatan   minimal 10x triplet, artinya loupe ini memiliki tiga lensa yang dipadukan menjadi satu sehingga meminimalkan distorsi atau kaburnya pandangan mata. Fungsi loupe untuk pengujian emas adalah untuk melihat cap karatase atau dikenal dengan nama cap tanggungan, cap yang tertera di perhiasan emas, setiap produsen baik pabrikan atau toko emas selalu mencantumkan karatase emasnya di perhiasan yang dibuatnya, tidak seperti emas batangan yang karatasenya secara jelas tertulis di bagian luar emas batangan, untuk emas perhiasan tulisan emas ini biasanya sangat kecil sehingga memerlukan loupe untuk melihatnya. Pada umumnya cap tanggungan untuk cin...
BAGAIMANA CARA MENGUJI KARATASE EMAS Penetapan karatase pada umumnya oleh Penaksir di Pegadaian berdasarkan hasil analisa kimia, yaitu dengan menggosokkan emas pada batu uji untuk mendapatkan residu di atas batu, karena sifatnya yang larut dalam larutan aqua regia (air raja) maka residu yang tertinggal di batu uji tadi ditetesi   air uji yang terdiri dari air uji 1 berupa cairan asam nitrat (HNO3) dan air uji 2 berupa cairan HNO3 dicampur cairan asam chlorida (HCL), reaksi kimia yang terjadi inilah yang menentukan karatase emas tersebut. Misalnya untuk pengujian emas merah (emas dengan campuran tembaga), pertama kali hasil gosokan emas pada batu uji yang berbentuk garis akan ditetesi dengan air nitrat dan apabila garis emas tadi termakan oleh air nitrat berarti kadar emas tadi adalah 16 karat atau kurang, perbedaan karatasenya akan terlihat dari reaksinya, semakin cepat garis emas termakan oleh reaksi kimia maka akan semakin rendah kadar emas...