Langsung ke konten utama

Chairul Tanjung, sang pemilik Careffour

Chairul Tanjung, si Anak Singkong



Pada awalnya bapaknya memiliki koran yang beroplah kecil dan dari bisnis penerbitan koran inilah membiayai kehidupan ibu dan enam orang anaknya. Namun kemudian pada saat orde baru koran bapaknya ditutup oleh penguasa, karena dianggap berseberangan dengan kekuasaan. 

Sejak itulah keluarganya harus berpindah karena bapaknya harus menjual rumahnya untuk menutupi biaya hidup. Meskipun berada dalam kesulitan ekonomi namun satu hal yang tidak pernah berkurang, untuk sekolah anak anaknya.  Bapaknya sangat memperhatikan dan mereka disekolahkan dengan baik.

Kejadian ini kemudian membekas dalam benak CT, meskipun tidak ada dendam karena keluarganya dimiskinkan oleh pemerintah orde baru. Dia kemudian berpandangan jangan terlalu idealis dalam memperjuangan pandangan politik.  Dalam perjalanan hidupnya kemudian setelah menjadi pengusaha sukses, Bagi CT memperjuangkan kelangsungan hidup ratusan ribu karyawan yang bernaung dibawah CT group lebih bermakna daripada mati matian memperjuangkan ideologi.

Setelah lulus SMA, pada tahun 1981 Chairul Tanjung (CT) berhasil diterima masuk kuliah di kedokteran gigi Universitas Indonesia dan tamat pada tahun 1987. Namun setelah menamatkan kuliahnya CT sama sekali tidak berencana membuka praktek, alasannya kuliah di FKG UI semata mata hanya untuk kuliah di universitas negeri. Pada masa orde baru, kuliah di universitas negeri merupakan dambaan karena biaya kuliah yang sangat rendah dibandingkan swasta.

Ada kisah menarik dimana CT membulatkan tekadnya untuk menjadi pengusaha sejak kuliahnya. Pada suatu hari CT melihat ibunya harus pontang panting untuk mencari ongkos kuliahnya. Pernah suatu Ketika dengan genangan air matai bunya berkata “chairul, uang kuliah pertamamu yang ibu berikan beberapa hari yang lalu ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus ibu. Belajarlah dengan serius nak.”

Kata kata yang disampaikan ibunya ini membuat CT terpukul dan shock. Tapi disinilah tekadnya mulai terpicu. Sejak saat itu dia bertekad bahwa selama kuliah tidak akan meminta uang lagi kepada orang tuanya. CT berkata kepada dirinya bahwa dia harus mampu membiayai semua keperluan kuliahnya. 


Masa Kuliah


Bisnis pertama yang dijalani oleh CT untuk membiayai kuliahnya adalah dengan berjualan buku asisten praktikum. Karena buku ini adalah pegangan wajib bagi seluruh mahasiswa FKG jadi sangat dibutuhkan. Pada saat itu biaya cetak buku praktikum di jalan Salemba sebesar Rp. 500/ buku, namun CT bisa menjual buku praktikum tersebut seharga Rp. 300,-/ buku.


CT memiliki teman yang bersedia mencetak buku tersebut seharga Rp. 150,-/ buku. Sehingga dengan menjual seharga Rp. 300,- /buku, total keuntungan yang didapatkan oleh CT dari berjualan buku praktikum ke 100 orang temannya ini adalah sebesar Rp. 15.000,-.


Berita mengenai CT bisa fotokopi dengan harga murah ini segera menyebar, tidak hanya teman satu angkatan, tetapi juga di semua jurusan dan dosen. Jadilah CT mahasiswa tersibuk dan terkenal di UI dari bisnis cetak buku ini. 


Dari bisnis pertama yang dijalaninya ini CT mendapatkan bahwa yang sangat penting dimiliki oleh pebisnis adalah jaringan dan kepercayaan.


Salah satu kelebihan dari CT adalah pada kemampuannya berkomunikasi, dia diangkat sebagai ketua Angkatan di FKG UI menurutnya mungkin karena badannya yang besar dan juga aktif memberi komentar atau pendapat pada setiap acara. Namun CT selalu bisa menjaga hubungan baik dengan semua orang dan tidak pernah berkomentar yang menjatuhkan.


Kemampuannya berkomunikasi ini juga banyak dimanfaatkan oleh teman-temannya, asal untuk tujuan baik maka dia akan selalu membantunya. Termasuk membantu me-lobby dosen agar meluluskan temannya yang mendapatkan nilai D. Lobby yang dilakukannya ini akhirnya berhasil, dan ini juga menjadi modal-nya kemudian hari disaat menjadi pengusaha. 


Tapi satu hal yang diajarkan oleh CT adalah, sebelum melakukan lobby persiapkan diri terlebih dahulu. Mengenal apa yang disenangi oleh pihak yang akan dihadapi dan ikut mempelajarinya sehingga pembicaraan akan menjadi menarik bagi pihak yang akan di-lobby.


Kemampuannya berkomunikasi ini menyebabkan CT dekat tidak hanya dengan teman kuliahnya, namun juga dengan dosennya. Sebagai aktifis dia kenal baik dengan prof suyudi, rekot UI yang kemudian hubungannya sudah menjadi seperti keluarga. sampai akhir hayat prof Suyudi, dia ikut mengantarkan sampai pemakamannya di Kalibata.


Mulai Menjadi Pengusaha


Karena sudah mulai sukses berbisnis sejak kuliah, CT sudah bisa membeli Honda Accord th. 1981 lampu petak yang sangat legend. Namun kisah sukses CT ini bukan berarti tidak pernah gagal, honda accord kebanggaannya tersebut terpaksa dijual karena bangktur pada saat membangun pabrik sumpit di citeureup. 


Setelah tamat kuliah CT mendirikan usaha kontraktor dan salah satu proyeknya membuat pabrik sumpit tersebut, namun malangnya pemilik pabrik bangkrut disaat pabrik masih dalam pekerjaan. Sementara CT sudah menanggung terlebih dahulu biayanya. Pekerjaan terhenti dan dia tidak mendapatkan pembayarannya.


Namun kemudian kegagalan ini menjadi Langkah awalnya untuk sukses, pabrik setengah jadi ini akhirnya dibelinya dan kemudian dengan join bersama temannya mereka mendirikan pabrik sepatu di tahun 1987.



Chairul mendirikan pabrik sepatu dari modal patungan dia dan dua temannya. CT memiliki 50% saham, Untung Sentausa 25% dan Aris Mulyono 25%. Untuk operasionalnya  mereka meminjam dari Bank Exim , kredit KIK-KMKP dengan bunga 14%. Pinjaman ini dipakai untuk pembelian mesin yang diperlukan oleh pabrik sepatu.


Bunga yang didapatkan sudah murah untuk bunga pada masa itu yang berkisar 21-22%. Mereka dapat meminjam dari bank Exim antara lain karena pimpinan cabang Bank Exim Kemayoran adalah teman dari Untung. Sekali lagi CT meyakini pentingnya memiliki jaringan dan kepercayaan.


Setelah pabrik selesai tentu harus segera mendapatkan order. Sampai tiga bulan dan mereka sudah mengirimkan berbagai contoh ke pembeli di Amerika dan Eropa, namun belum juga ada order yang muncul. sementara uang sudah mulai habis. CT mulai cemas, ternyata tidak mudah menjalankan pabrik sepatu ini. Namun bukan berarti patah semangat, CT terus menghubungi berbagai pihak untuk bisa mendapatkan order.


Sampai akhirnya order muncul, tapi bukan sepatu melainkan beach sandal. Meskipun bukan sepatu yang penting dapat order sebanyak 12.000 pasang. CT melihat ada peluang yang dapat ditangkap, dan lakukan sebaik baiknya. Karena pelanggan puas, order terus bertambah hingga mencapi 240.000 pasang sandal. 


Pabrik mulai sibuk bekerja siang malam, hingga akhirnya dia memiliki 3 pabrik sepatu sampai memiliki kawasan industry sendiri. Apa yang dicapai oleh CT memperlihatkan keberaniannya untuk menangkap peluang, walaupun awalnya bermaksud mendirikan pabrik sepatu, yang didapatkan pabrik sandal. Namun jika dikelola dengan baik, akhirnya mendapatkan order yang sangat besar.




Carrefour milik orang Indonesia


Salah satu keputusan bisnis CT yang paling fomenal dan menyebabkan dua semakin terkenal adalah pada saat mengakuisisi 40% kepemilikan saham di PT Carrefour Indonesia dari sebelumnya dimiliki oleh Careffour Perancil pada bulan April 2010.


Tidak berhenti sampai sebagai pemilik minoritas, melalui CT Corp kemudian berhasil menguasai 100% saham PT Carrefour Indonesia. Hal ini ditandai dengan pembelian 60% sisa saham perusahaan ritel tersebut senilai US$ 750 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun pada bulan November 2012.


Pembelian Careffour Indonesia (CI) ini dilakukan oleh CT juga dilandasi oleh idealisme dan keinginannya untuk mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, serta membuka akses UKM memperluas pasarnya. 


Untuk mendukung UKM ini maka CI mengadakan bazar rakyat di berbagai kantor cabang careffour di Indonesia dan menyediakan pojok rakyat di dalam outlet careffour.


CT yang memulai bisnis dari bawah merasakan perlunya mendengarkan suara dan pendapat dari level terbawah, tidak hanya berbicara dengan CEO-nya. CT juga merasa perlu untuk mendengarkan langsung pendapat dari pelanggannya, dengan cara ini maka dia merasa mendapatkan masukan yang komprehensif.


Disamping mendapatkan informasi yang lebih detail, mendengarkan pendapat dari bawah ini baginya bentuk menghargai orang lain. Kemanapun berkunjung CT akan berusaha untuk berdialog dengan lapisan bawah dari perusahaannya. 


Karena banyaknya karyawan yang bekerja di CT Corp, CT menjadi tidak lagi bisa mengingat nama kebanyakan dari karyawannya, namun dia terus mengupayakan berdialog agar bisa mengetahui kondisi mereka. 



Mencintai Ibu


Mien uno bercerita bagaimana dia mengenal CT pada saat menjalankan ibadah haji Bersama ibunya. Mien pada saat itu bertuga mengurus tamu VIP di biro perjalanan haji tiga utama yang mengurus perjalanan haji CT menjalankan ibadah haji. Mien melihat bagaimana CT selalu memeluk ibunya seperti sepasang kekasih, perhatiannya sangat luar biasa. Satu kesan yang langsung melekat adalah beliau sangat berbakti kepada orang tuanya.


Pada saat menjalankan ibadah haji tersebut pembimbing ibadah haji adalah KH. Zainuddin MZ. Salah satu materi ceramah dari Zainuddin MZ yang sangat dikenang olehnya adalah kisah Salman Al Farisi yang menggendong ibunya yang tak bisa berjalan hingga kulit punggungnya melepuh dan mengelupas. Ceramah yang di dengan bus dari Madinah ke Mekkah, dengan KH. Zainuddin MZ., berceramah di dalamnya membuat hatinya terenyuh dan meneteskan air mata. Seperti isi ungkapan Chairul Tanjung yaitu “Hati saya benar-benar tersayat dan terenyuh memaknai cerita tersebut, sehingga sepanjang perjalanan dari Madinah ke Mekkah, saya tak kuat menahan air mata”.


Bagi CT kisah Salman al farisi ini identik dengan perjalanan hidupnya. Dia sangat meyakini apa yang dicapainya saat ini tidak terlepas dari kuasa Allah SWT dan doa dari sang ibu.





Sumber : Chairul Tanjung, Si Anak Singkong, tjahja Gunawan Diredja, Kompas, 2012


Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemeriksaan kas sekonyong konyong

Disaat masih menjadi pemeriksa muda di Inspektorat Wilayah Medan aku seperti biasa melakukan berbagai kunjungan pemeriksaan ke berbagai kantor cabang Pegadaian. Hari ini pemeriksaan di kantor cabang Pegadaian takengon selesai dilaksanakan, siang ini aku dan pak Sudrajat sebagai ketua team akan segera kembali ke Medan.  Ketua team ini orang sunda yang sangat baik dan seperti orang sunda lainnya, senang guyon, sehingga perjalanan jauh dari Medan ke Aceh yang ditempuh selama belasan jam ini tidak terasa membosankan. Tapi seperti orang sunda yang susah melafalkan beberapa huruf, begitu juga boss satu ini, salah satu yang paling aku ingat adalah kegagalannya mengucapkan kata “eksekutif”, beliau selalu mengucapkannya sebagai sekutip.   Karena sudah jadwalnya kembali ke Medan, Hati ini riang gembira serasa berteriak “hore.. hore, akhirnya tiba waktunya I’am coming home”. Tidak seperti sekarang dimana sewaktu waktu dapat video call dengan anak isteri, tahun 90-an ini kalau kangen sama keluarga

Arisan Emas Pegadaian.

Ingin berinvestasi emas ? kunjungi outlet outlet Pegadaian, sekarang investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dapat dibeli secara tunai di outlet Galeri 24 Pegadaian, dapat juga dengan cara arisan.

jalur sungai Banjarmasin to Palangkaraya

Jalur Sungai Banjarmasin – Palangkaraya. Kantor cabang Pegadaian di Palangkaraya pada tahun 1999 merupakan satu-satunya kantor cabang Pegadaian yang terletak di kota Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah.   Pegadaian di Palangkaraya kurang bagus perkembangannya karena setelah beberapa tahun berdiri masih juga berstatus cabang kelas III, klasifikasi cabang terendah pada masa itu. Dibandingkan Pegadaian di wilayah Kalimantan Timur sangat jauh tertinggal, Pegadaian di wilayah Balikpapan telah tumbuh pesat.  Pada tahun 1998-2000 apabila kita ingin ke   kota Palangkaraya dari Banjarmasin salah satu alternative yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan sarana transportasi berupa speed boat . Setelah pengalaman buruk saya menggunakan angkutan darat maka saya lebih memilih selalu menggunakan angkutan sungai meskipun sebenarnya saya takut karena tidak bisa berenang sama sekali. Transportasi sungai Banjarmasin ke Palangkaraya ini akan melalui sungai-sungai Kuala Kapuas,