Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

Kisah Sukses Bisnis Keluarga : Jamu Sido Muncul

Jamu Sido Muncul bukan sekadar merek legendaris, tetapi bukti bagaimana regenerasi yang terencana dapat menjaga bisnis keluarga tetap relevan lintas zaman. Sejak dirintis oleh Rakhmat Sulistio pada 1940-an di Yogyakarta, Sido Muncul berkembang dari industri rumahan menjadi perusahaan publik ternama. Kunci keberlangsungan Sido Muncul terletak pada regenerasi yang berjalan bertahap. Setelah sang pendiri merintis fondasi, anak-anaknya mulai terlibat memperluas pasar dan menata manajemen usaha. Namun perubahan terbesar terjadi pada generasi ketiga, ketika Irwan Hidayat, cucu pendiri, mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan. Irwan tidak sekadar meneruskan, tetapi melakukan transformasi mendasar. Ia memodernisasi proses produksi, membangun pabrik berstandar internasional, hingga menjamin kualitas jamu tetap higienis dan aman. Irwan juga membuka jalan bagi Sido Muncul melantai di bursa saham, menjadikan perusahaan keluarga ini lebih profesional dan transparan. Dalam proses regenerasi, Irw...

Kisah Kegagalan Bisnis Keluarga : Jamu Nyonya Meneer

PT Nyonya Meneer, pionir jamu tradisional yang berdiri sejak 1919  dan sempat menjadi jamu paling terkenal di Indonesia, bahkan menembus pasar ekspor, akhirnya mengalami nasib pahit dan resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang pada 4 Agustus 2017. Mengakhiri perjalanannya yang telah berjalan hampir satu abad. Salah satu akar kebangkrutan adalah regenerasi kepemimpinan yang gagal. Setelah meninggalnya pendiri Lauw Ping Nio pada 1978 dan putranya Hans Ramana pada 1976, kendali dialihkan ke generasi ketiga—lima cucu.  Namun, proses transisi ini disertai sengketa internal yang panjang antara mereka. Konflik keluarga ini tidak hanya melelahkan secara emosional, tetapi juga mengganggu kelangsungan operasional sehari-hari: manajemen jadi terpecah, keputusan strategis melamban, dan fokus bisnis melemah. Selain konflik, generasi penerus juga kurang inovatif dan adaptif. Lemahnya inovasi ini memperburuk posisi keuangan mereka, sehingga ketika utang menumpuk hingga Rp252 m...